Cerita Arist Merdeka Datangi Pemerkosa Anak di Papua

Sabtu, 13 Februari 2016 | 23:57 WIB
Cerita Arist Merdeka Datangi Pemerkosa Anak di Papua
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait di Istana Kepresidenan, Jakarta [suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia Arist Merdeka Sirait menemui pelaku pemerkosaan anak di bawah umur di Timika, Papua. Dia mengatakan itu adalah kejahatan luar biasa.

"Ini kejahatan luar biasa. Bersyukur korban masih dalam perlindungan Tuhan sehingga anak ini tidak meregang nyawa. Beruntung masyarakat dan polisi cepat bergerak sehingga anak ini bisa diselamatkan," kata Arist Merdeka Sirait di Timika, Sabtu (13/2/2016).

Arist Mereka Sirait secara khusus datang ke Timika untuk mengecek kebenaran informasi yang diterima soal gambar pelaku pemerkosaan (AW) dalam kondisi telanjang, diikat dan berdarah-darah yang diunggah ke media sosial oleh seseorang sesaat setelah kejadian itu.

Difasilitasi oleh Polres Mimika, pada Sabtu siang Arist Merdeka Sirait menemui pelaku (AW) yang kini meringkuk di ruang tahanan Polsek Mimika Baru, Timika.

Kepada Arist Merdeka Sirait, AW (23) mengakui telah melakukan pemerkosaan terhadap bocah M (9) tahun yang masih duduk di bangku kelas IV salah satu sekolah dasar di Timika.

"Di tempat yang sangat jauh dari pemukiman penduduk dan sunyi, di semak-semak, dia (AW) melakukan kejahatan seksual berulang-ulang sampai lima kali hingga tertidur pulas. Di situlah kejamnya dia," tutur Arist.

Pelaku juga mengakui kalau dirinya ditangkap oleh ayah korban bersama dua orang lainnya saat hendak melarikan diri ke dalam hutan. Saat itu pelaku dalam kondisi tidak berbusana alias telanjang bulat.

Tangan pelaku selanjutnya diikat dengan tali oleh ayah korban, lalu diseret ke jalan raya. Massa yang datang ke lokasi kejadian lalu beramai-ramai menghakimi pelaku hingga babak belur. Beruntung dua tim patroli dari Polsek Mimika Baru dan Polres Mimika segera datang ke lokasi untuk mengamankan pelaku.

"Saya tanya ke pelaku soal darah yang terdapat di paha kiri. Dia katakan bahwa itu darah dari luka di pelipis. Saya bertanya berulang-ulang soal siapa yang mengikat pelaku dan dia mengatakan bahwa yang mengingatnya ialah ayah korban," ujar Arist menirukan pengakuan AW.

Menyangkut kronologis kejadian tersebut, pelaku menerangkan bahwa awalnya ia melintas dengan sepeda motor di depan salah satu sekolah di bilangan Timika Indah pada Rabu (10/2) siang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI