Barat Sepakati Gencatan Senjata, Rusia Teruskan Pengeboman

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 13 Februari 2016 | 07:42 WIB
Barat Sepakati Gencatan Senjata, Rusia Teruskan Pengeboman
Sebuah bom cluster milik pasukan pro-pemerintah Suriah yang tak meledak di dusun Al Ghariyah Al Gharbiyah, Provinsi Deraa, Suriah. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Negara-negara Barat yang terlibat konflik di Suriah memutuskan untuk melakukan gencatan senjata, hari Jumat (12/2/2016) waktu setempat. Namun, tidak demikian halnya dengan Rusia yang menyatakan untuk terus melakukan serangan udara, memberikan dukungan bagi Presiden Bashar al-Assad, yang juga bertekad terus bertempur sampai ia bisa kembali memegang kendali atas negara tersebut.

Kesepakatan gencatan senjata tersebut dibuat setelah perundingan lima jam yang berlangsung di Munich, Jerman. Kesepakatan tersebut memberikan kesempatan pada pemberi bantuan kemanusiaan untuk masuk ke zona perang.

Namun, beberapa negara Barat mengatakan, kesepakatan tersebut tidak akan berjalan sukses apabila Rusia tidak menghentikan serangan udaranya di Suriah. Campur tangan Rusia memang berpengaruh besar untuk kembali memperkuat kendali Assad atas kawasan-kawasan di Suriah.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan, apabila gencatan senjata gagal, maka akan makin banyak pasukan asing yang ikut campur dalam konflik.

"Jika rezim Assad tidak melakukan tanggung jawabnya dan jika Iran dan Rusia tidak membuat Assad menepati janjiny... maka komunitas internasional jelas tidak akan duduk diam dan menonton seperti orang bodoh. Akan ada peningkatan aktivitas untuk menekan mereka," kata Kerry di Munich.

"Ada kemungkinan tambahan pasukan darat," lanjut Kerry.

Presiden AS Barack Obama memang tetap pada pendiriannya untuk tidak mengirim pasukan darat ke Suriah. Namun, Arab Saudi bulan ini sudah menawarkan pasukan darat guna memerangi ISIS di Suriah.

Konflik di Suriah, yang melibatkan banyak pihak dan kepentingan, sudah berkobar sejak tahun 2011. Kekuatan-kekuatan regional maupun dunia sudah terlibat dalam konflik tersebut, demikian pula dengan rekrutan militan dari seluruh dunia.

Lansiran AFP, Bashar al-Assad akan terus memerangi teroris ketika pembicaraan soal gencatan senjata tersebut berlangsung. Ia bersumpah akan mengambil kendali atas negaranya kendati bakal memakan waktu yang amat lama.

Kesepakatan gencatan senjata pun terancam gagal. Pasalnya, kesepakatan tersebut tidak ditandatangani oleh pihak-pihak yang bertikai secara langsung, yakni pemerintah Suriah dan kelompok oposisi. (Reuters)

REKOMENDASI

TERKINI