Suara.com - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menceritakan aktivitas apa saja yang ada di tempat prostitusi Kalijodo, Jakarta Utara.
Di Kalijodo, katanya, banyak bangunan ilegal. Bangunan tersebut berdiri di atas tanah yang seharusnya bukan peruntukannya.
Di dalam bangunan-bangunan tersebut, kata Krishna, berlangsung berbagai macam aktivitas ilegal.
"Banyak kafe-kafe yang ilegal, di sana ada mucikari mungkin, ada orang yang datang minum-minum kelas bawah," kata Krishna.
Krishna menambahkan aktivitas ilegal di Kalijodo tentu saja lebih banyak yang tidak baik.
"Seperti yang kemarin kecelakaan," kata Krishna.
Itu sebabnya, Krishna mendukung upaya pemerintah menertibkan kawasan Kalijodo.
"Pemda saya dengar memutuskan untuk mengambil sesuatu (penertiban), Pak Kapolda (Inspektur Jenderal Tito Karnavian) juga sudah mendukung, nah nanti kami memberi masukan internal seperti apa," kata Krishna.
Krishna paham tentang Kalijodo. Dia pun menuangkan idenya lewat buku berjudul Geger Kalijodo. Saking seramnya daerah itu, dulu, sekitar Januari 2002, ketika masih menjabat Kapolsek Penjaringan, dia pernah ditodong dengan pistol oleh preman
Nama Kalijodo kembali jadi perbincangan usai kasus empat orang meninggal di Jalan Daan Mogot, kilometer 15, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (8/2/2016) dini hari, setelah ditabrak mobil Toyota Fortuner yang dikemudikan Riki Agung Prasetio (24). Belakangan, Riki ketahuan baru pulang dari kafe dan karaoke di Kalijodo.
Kalijodo merupakan tempat prostitusi legendaris, usianya lebih dari setengah abad. Organisasi masyarakat yang selama ini gembar-gembor menutup tempat prostitusi di Jakarta pun tak berani mengganggu kawasan tersebut.