Infografis
Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yakin ada aparat keamanan dan aparat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang sengaja membiarkan tempat prostitusi dan judi Kalijodo, Jakarta Utara, eksis karena mereka mendapatkan benefit dari sana.
"Pasti ada terlibat oknum, kalau nggak ada nggak mungkin bisa bertahan begitu lama Kalijodo. Jangan lihat kecil gitu lho," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (12/2/2016).
Ahok juga meyakini perputaran duit yang terjadi di kawasan malam Kalijodo sangat besar.
"Ini uangnya besar. Ini bukan cuma prostitusi, kalau lihat sejarah dari dulu kan ada perjudian. Perjudian itu yang kencang, makanya kita pikir kalau gitu selesaikan saja sekalian," kata Ahok.
Kondisi itulah yang membuat Ahok bertekad untuk menggusur Kalijodo.
Ahok mengatakan akan banyak sisi positifnya ketimbang negatifnya kalau kawasan tersebut dibongkar.
Ahok siap berdebat soal tudingan melanggar hak asasi manusia dalam penertiban kawasan ini.
"Kalau kamu pukul petugas, petugasnya mati melanggar HAM nggak? nggak pasti. Kalau petugas yang mukul dibilang melanggar HAM, itu ya nggak pantes juga," katanya.
Nama Kalijodo kembali jadi perbincangan usai kasus empat orang meninggal di Jalan Daan Mogot, kilometer 15, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (8/2/2016) dini hari, setelah ditabrak mobil Toyota Fortuner yang dikemudikan Riki Agung Prasetio (24). Belakangan, Riki ketahuan baru pulang dari kafe dan karaoke di Kalijodo.
Kalijodo merupakan tempat prostitusi legendaris, usianya lebih dari setengah abad. Organisasi masyarakat yang selama ini gembar-gembor menutup tempat prostitusi di Jakarta pun tak berani mengganggu kawasan tersebut.
