Pilot Super Tucano Meninggal di Rumah Sakit Malang

Rabu, 10 Februari 2016 | 16:12 WIB
Pilot Super Tucano Meninggal di Rumah Sakit Malang
Super Tucano (TNI AU.Mil)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sementara itu, di sekitar lokasi jatuhnya pesawat latih tempur Super Tucano TT 3108 tersebut dipenuhi anggota Polres Malang Kota dan pasukan dari TNI AU, petugas pemadam kebakaran serta relawan dari TRC Kota Malang maupun Kabupaten Malang.

Kapolres Kota Malang AKBP Decky Hendarsono yang memantau kondisi di lapangan mengatakan untuk membantu pengamanan pihaknya menurunkan satu SSK (satuan setingkat kompi) yang jumlahnya 100-120 personel buatan. "Tugas kami hanya membantu TNI AU saja, termasuk untuk evakuasi," ujarnya.

Ia mengatakan evakuasi dilakukan sepenuhnya oleh TNI AU karena ini kewenangan dan ranahnya TNI AU.

"Oleh karena itu, soal kronologis maupun penanganan di lokasi menjadi ranah TNI AU," kata Decky kepada wartawan.

Seperti diketahui, Indonesia memesan 16 pesawat tempur ringan Super Tucano dari Brazil dengan nilai kontrak sekitar 260 juta dolar AS. Empat pesawat Super Tucano mulai tiba ke Indonesia pada September 2012 lalu dan kini yang telah tiba di Tanah Air sebanyak 8 pesawat yang berbasis di Skuadron 21 Malang.

Super Tucano menggantikan Oviten 10 Bronco yang kini digrounded. Untuk tingkat ASEAN, baru Indonesia yang menggunakan pesawat tersebut. Namun, kalau di negara-negara Amerika Latin sudah cukup lama menggunakannya.

Keunggulan Super Tucano memiliki daya jelajah dan jangkauan yang luar biasa, bahkan mampu membawa enam bom sekaligus atau alat tempur dari Malang, Jatim hingga Balikpapan, Kaltim. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI