Usai bertemu delegasi Dewan Keamanan Rusia di kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (9/2/2016), Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mengatakan ada sejumlah masalah penting yang dibicarakan.
"Ini pertemuan bilateral antara pemerintah Indonesia dan Rusia di bidang keamanan, hukum dan politik. Nikolai (Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev) adalah orang ketiga di Rusia, dia bertanggungjawab pada tiga bidang itu," kata Luhut.
Luhut menambahkan Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan bersama Dewan Keamanan Rusia menindaklanjuti kerjasama sebelumnya, di antaranya di sektor militer, terorisme, intelijen, cyber, narkoba, dan hukum.
"Tadi disampaikan oleh masing-masing kementerian. Ini adalah pertemuan ketiga sejak pertemuan ini dibangun dan yang kedua dalam periode pemerintahan Presiden Jokowi," kata Luhut.
Khusus penanganan terorisme, Luhut mengatakan Indonesia dan Rusia akan melakukan kerjasama khusus. Indonesia dan Rusia, katanya, punya tantangan yang sama atas permasalahan teroris.
"Mereka punya operasi yang bisa dikerjasamakan dengan Indonesia. Kami punya tantangan yang sama. Kami juga bertukar informasi intelijen. Mereka kan intelijennya bagus. Mereka terlibat di Timur Tengah," katanya.
Dalam pertemuan tadi, kata Ruhut, Rusia menawarkan pelatihan militer, termasuk alat utama sistem persenjataan.
"Mereka menawarkan juga peralatan-peralatan militer mereka untuk bisa dimanfaatkan Indonesia. Sukhoi dan kapal selam, helikopter MT17 juga. Tapi tetap akan ada ToT (Transfer of Technology)," kata Luhut.
"Ini pertemuan bilateral antara pemerintah Indonesia dan Rusia di bidang keamanan, hukum dan politik. Nikolai (Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev) adalah orang ketiga di Rusia, dia bertanggungjawab pada tiga bidang itu," kata Luhut.
Luhut menambahkan Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan bersama Dewan Keamanan Rusia menindaklanjuti kerjasama sebelumnya, di antaranya di sektor militer, terorisme, intelijen, cyber, narkoba, dan hukum.
"Tadi disampaikan oleh masing-masing kementerian. Ini adalah pertemuan ketiga sejak pertemuan ini dibangun dan yang kedua dalam periode pemerintahan Presiden Jokowi," kata Luhut.
Khusus penanganan terorisme, Luhut mengatakan Indonesia dan Rusia akan melakukan kerjasama khusus. Indonesia dan Rusia, katanya, punya tantangan yang sama atas permasalahan teroris.
"Mereka punya operasi yang bisa dikerjasamakan dengan Indonesia. Kami punya tantangan yang sama. Kami juga bertukar informasi intelijen. Mereka kan intelijennya bagus. Mereka terlibat di Timur Tengah," katanya.
Dalam pertemuan tadi, kata Ruhut, Rusia menawarkan pelatihan militer, termasuk alat utama sistem persenjataan.
"Mereka menawarkan juga peralatan-peralatan militer mereka untuk bisa dimanfaatkan Indonesia. Sukhoi dan kapal selam, helikopter MT17 juga. Tapi tetap akan ada ToT (Transfer of Technology)," kata Luhut.