Ternyata, Jamal Dihabisi Begeng Tepat Saat Polisi Datang ke Rumah

Selasa, 09 Februari 2016 | 12:14 WIB
Ternyata, Jamal Dihabisi Begeng Tepat Saat Polisi Datang ke Rumah
Januar Arifin alias Begeng tinggal bersama ibunya, Murtini, di rumah yang terletak di Jalan Al Baidho, RT 14, RW 9, nomor 12, Lubang Buaya, Jakarta Timur. [suara.com/Dian Kusumo Hapsari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait bertemu Januar Arifin alias Begeng (35) terungkap apa yang terjadi ketika Minggu (7/2/2016) sekitar jam 04.00 WIB itu. Begeng adalah tersangka kasus penculikan dan pembunuhan terhadap anak kelas satu sekolah dasar di Beji, Depok, Jawa Barat, bernama Jamaludin.

Setelah mendapatkan informasi mengenai keberadaan Jamaludin, pagi Subuh itu, aparat kepolisian Polres Depok menggerebek rumah Begeng di Jalan Al Baidho, RT 14, RW 9, nomor 62, Lubang Buaya, Jakarta Timur.

"Dia ketakutan. Pada subuh jam 04 hari Minggu, ketika polisi datang ke sana, mungkin dia panik, lalu membunuh anak itu," kata Arist kepada Suara.com, Selasa (9/2/2016).

Setelah menghabisi nyawa Jamaludin dengan membekap saluran nafasnya, Begeng menyembunyikan jasad Jamaludin di kamar mandi.

"Dia simpan, diletakkan di kamar mandi," katanya.

Jamaludin diculik Begeng dari Jalan H. Asmawi, Beji, Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (6/2/2016) siang. Saat itu Jamaludin baru pulang dari sekolah. Korban didekati Begeng dengan diiming-imingi main play station di rumah Begeng.

Arist menambahkan sampai saat ini polisi masih mendalami motif penculikan dan pembunuhan yang dilakukan Begeng.

Arist juga belum bisa memastikan apakah ada kekerasan seksual yang diterima Jamaludin sebelum dibunuh. Soal ini, katanya, masih menunggu hasil autopsi.

"Itu ada hal yang tidak bisa diungkap sekarang, karena masih dalam penyidikan polisi. Tapi yang jelas bahwa si Begeng mengaku membunuh. Dengan kronologisnya ya. Motifnya masih didalami oleh Polres Depok," katanya.

"(Motif dan dugaan kekerasan seksual) terlihat dari hasil visum dan otopsi korban dan interview dari psikolog," Arist menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI