Suara.com - Hampir separuh Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung terendam banjir. Banjir ini merendam setelah diguyur hujan lebat lebih dari 48 jam.
Sampai Selasa (9/2/2016) pagi, ribuan rumah di Kelurahan Keramat hingga Kelurahan Pasir Putih terendam. Kedalaman air mulai dari satu hingga dua meter. Itu artinya rumah terendam hingga atap.
Banjir terparah terjadi di Jalan A Yani dan Jalan Pelipur. Di sana kedalaman air mencapai dua meter. Banjir mulai menggenangi wilayah itu sejak Senin pagi.
Beberapa lokasi lainnya yang terendam banjir yakni wilayah Kelurahan Parit Lalang dan Kelurahan Bintang. Dua kelurahan itu termasuk dua lokasi terparah yang terkena banjir. Salah satu warga Jalan A Yani, Hendi (42) mengatakan banjir ini merupakan banjir terparah dan merupakan banjir kedua kalinya.
"Banjir ini merupakan banjir terparah yang terjadi di Pangkalpinang. Dulu tahun 1986 juga pernah terjadi banjir seperti ini karena tanggul sungai Mengguru jebol," katanya.
Ia berharap pemerintah daerah cepat turun tangan dengan menyediakan pakaian dan makanan untuk korban banjir. Selain itu, ia juga berharap pihak pemerintah menyediakan perahu karet bagi warga.
"Kami minta pemerintah bertindak cepat mengatasi hal ini. Ini termasuk bencana yang besar," ujarnya.
Sementara itu, banjir juga meluas dan merendam ribuan rumah penduduk di Kabupaten Bangka Tengah. Kepala BNPB Bangka Tengah, Kaharuddin mengatakan debit air belum surut karena hujan masih mengguyur daerah itu kendati dengan intensitas sedang.
Sejumlah personel dari Basarnas sudah dikerahkan ke beberapa titik banjir dan mereka disebarkan ke seluruh kecamatan. Banjir terparah terjadi di tiga kecamatan yaitu Sungaiselan, Lubuk Besar dan Simpangkatis yang membuat ribuan unit rumah penduduk tenggelam.
Seluruh kecamatan di daerah itu terendam banjir dan diperkirakan ribuan penduduk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pantauan di lapangan, puluhan desa di Bangka Tengah terisolasi karena akses jalan dan jembatan rubuh dihantam banjir.
Sementara di Kota Pangkalpinang, terpantau praktis seluruh wilayah terendam banjir dan ribuan penduduk kota diungsikan. Pemerintah kota setempat membuka puluhan titik aman untuk tempat pengungsian sekaligus posko tanggap darurat. Sejumlah warga juga dilaporkan terjebak banjir di dalam bangunan rumah dan kantor karena di pelataran air sudah mencapai tiga meter lebih. (Antara)