Suara.com - Kanselir Jerman Angela Merkel pekan ini dijadwalkan melawat ke Ankara untuk membahas gelombang pengungsi Suriah bersama perdana menteri Turki.
Kunjungan itu dilakukan pada saat ia berupaya menghentikan gelombang pengungsi ke Uni Eropa (EU).
Menurut juru bicaranya, Merkel direncanakan bertemu dengan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu pada Senin untuk membahas penerapan lebih lanjut rencana EU-Turki, yang disepakati pada November dalam upaya menurunkan jumlah pencari suaka, yang membanjiri Eropa setahun belakangan.
Kedua pemimpin itu akan membicarakan beberapa rencana yang belum diterapkan, serta cara membuat kemajuan dalam mengurangi perpindahan gelap dan menggantinya dengan perpindahan sah, kata juru bicara Steffen Seibert pada akhir pekan lalu.
Seibert mengatakan Berlin terutama masih mengkhawatirkan banyaknya orang yang menyelundup ke perairan Turki, tempat puluhan pengungsi tenggelam pada minggu-minggu terakhir ini.
Pertemuan Merkel dengan Davutoglu itu menjadi yang kedua dalam satu bulan. Sebelumnya, mereka bertemu di Berlin pada 22 Januari. Pada kesempatan itu, kedua pemimpin menandatangani kesepakatan untuk "melakukan apapun dalam menurunkan jumlah pengungsi" yang menyeberang ke EU.
Berdasarkan atas kesepakan November itu, Ankara setuju menurunkan jumlah pendatang ke EU, namun antara 2.000 hingga 3.000 orang masih berdatangan setiap hari di Yunani dari Turki.
Uni Eropa, Rabu, akhirnya mencapai kesepakatan soal bagaimana mendanai kesepakatan bantuan senilai 3,3 miliar dolar AS. Jerman menjadi negara dengan iuran terbesar, yaitu senilai 427 juta euro, diikuti dengan Inggris (327 juta) dan Prancis (309) 309 juta, kata sumber EU.
Merkel berada di bawah tekanan politik untuk membuat jatah pengungsi. Namun, hingga kini, Merkel tidak goyah kendati jumlah pencari suaka, yang tiba di Jerman, pada 2015 mencapai 1,1, juta orang. (Antara/AFP)
Ditekan, Merkel Bahas Pembatasan Pengungsi Suriah dengan Turki
Esti Utami Suara.Com
Selasa, 09 Februari 2016 | 08:15 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Satu Juta Pengungsi Suriah Diprediksi Pulang Kampung di 2025, UNHCR Ingatkan Potensi Bahaya
18 Desember 2024 | 12:06 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI