Chechnya Klaim Intel Pasukan Khususnya Berhasil Susupi ISIS

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 09 Februari 2016 | 07:41 WIB
Chechnya Klaim Intel Pasukan Khususnya Berhasil Susupi ISIS
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) bertemu dengan pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov di Kremlin. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasukan Khusus Chechnya, republik yang merupakan bagian dari Federasi Rusia, dikabarkan telah berhasil menyusup ke jantung pertahanan ISIS, demikian disampaikan pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov. Pasukan khusus tersebut, kata Kadyrov, melakukan misi pengumpulan informasi intelijen.

Dalam sebuah cuplikan tayangan dokumenter yang bakal disiarkan di saluran televisi nasional Rusia, Russia One, Kadyrov terlihat sedang berada di sebuah kamp pelatihan untuk unit khusus Chechnya. Sambil menjajal sebuah senjata canggih dan memeriksa pasukannya, Kadyrov mengatakan bahwa "petempur-petempur terbaiknya" telah dikirim untuk menyamar ke Suriah dan berlatih bersama tentara ISIS. Tak hanya itu, beberapa agen rahasia Chechnya, sambung Kadyrov, juga telah menyusup sel-sel ISIS "untuk mengumpulkan informasi tentang kelompok teroris tersebut".

"Sebuah jaringan mata-mata yang amat besar telah dibangun di dalam tubuh ISIS," kata Kadyrov.

Russia One menyebut, sudah saatnya berbicara soal "siapa yang telah menjamin keberhasilan serangan udara Rusia dari darat dan mempertaruhkan nyawa mereka".

Namun, saat dimintai keterangan, juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, menolak memberikan konfirmasi atas laporan Russia One tersebut. Peskov hanya mengatakan, Kementerian Pertahanan Rusia telah memberikan informasi soal siapa saja yang telah dikerahkan di Suriah, berapa lama, dan apa yang mereka lakukan di sana.

Pengungkapan soal keberadaan pasukan khusus Chechnya di Suriah ini cukup mengejutkan. Pasalnya, Rusia sebagai negara federasi yang menaungi Chechnya, selalu membantah kehadiran pasukan darat di Suriah.

Kadyrov sendiri, yang menyatakan diri sebagai "tentara darat Putin", telah memerintah Chechnya dengan tangan besi sejak menjabat pada tahun 2007. Kadyrov menuai kritik dari dunia internasional atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.

Kadyrov memiliki ribuan pasukan paramiliter yang dikenal dengan nama "Kadyrovtsky" atau "orang-orangnya Kadyrov". Bulan April tahun lalu, Kadyrov membuat kebijakan kontroversial, yakni memperbolehkan polisinya untuk menembak tentara dari kawasan Rusia manapun yang tiba di wilayah Chechnya tanpa pemberitahuan. Kebijakan tersebut ia keluarkan setelah seorang buronan Chechnya ditembak mati polisi di sebuah wilayah tetangga Chechnya, Stavropol. (Independent)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI