Lalu Lintas Sumbar-Riau Masih Lumpuh Akibat Banjir

Senin, 08 Februari 2016 | 23:12 WIB
Lalu Lintas Sumbar-Riau Masih Lumpuh Akibat Banjir
Warga tampak diungsikan menggunakan perahu tradisional, saat banjir merendam Nagari Pangkalan, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatera Barat, Senin (8/2/2016). [Antara/Iggoy el Fitra]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lalu lintas di jalan yang menghubungkan Provinsi Riau-Sumatera Barat hingga Senin (8/2/2016) malam, masih lumpuh akibat banjir di sejumlah lokasi di daerah Pangkalan, Kabupaten Lima Puluh Kota.

Pengguna jalan yang menjadi korban kemacetan mengatakan belum ada tanda-tanda banjir surut, sedangkan ribuan kendaraan terus menumpuk mengakibatkan kemacetan total. "Sudah hampir 20 jam kami terjebak macet. Akhirnya rencana liburan ke Bukittinggi terpaksa dibatalkan, kami balik kanan ke Pekanbaru," kata seorang warga Pekanbaru yang jadi korban kemacetan, Rozita, ketika dihubungi melalui telepon seluler.

 
Ia mengatakan, setidaknya ada empat lokasi banjir di sepanjang Jalan Riau-Sumbar di Kabupaten Lima Puluh Kota dengan kondisi terparah di daerah Kecamatan Pangkalan karena ketinggian hingga sekitar 1,5 meter. "Sejak jam tiga pagi kami terjebak di tengah-tengah dua lokasi banjir. Mau maju ke arah Bukittinggi tidak bisa, dan begitu balik arah ke Pekanbaru ternyata banjir juga tinggi," ujarnya.

Ia mengatakan, satu lokasi banjir ke arah Pekanbaru sudah mulai surut sekitar pukul 17.00 WIB dan bisa dilintasi kendaraan kembali. Namun, pengguna jalan dari arah Riau banyak yang tidak sabar dan akhirnya mengambil seluruh badan jalan dan mengakibatkan kemacetan.

"Terjadi penumpukan ribuan kendaraan di sepanjang jalan daerah Pangkalan dan terminal angkutan di sana. Kendaraan dari arah Riau sudah tiga lapis antreannya sehingga kendaraan dari arah sebaliknya tidak bisa melintas," katanya.

Rozita mengaku sangat menyayangkan kurangnya koordinasi pihak Kepolisian untuk mengantisipasi kemacetan tersebut. Menurut dia, seharusnya Kepolisian sudah harus mengalihkan kendaraan yang mengarah ke jalan yang banjir dan mengalihkan arus lalu lintas ke jalur alternatif menuju Sumbar melalui daerah Kiliran Jao Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.

"Lebih banyak warga yang membantu mengatasi kemacetan daripada polisi, sangat disayangkan seharusnya kepolisian langsung mengantisipasi kondisi ini," katanya.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyampaikan hujan yang berlangsung terus menerus sejak Jumat (5/2/2016) lalu hingga sekarang telah menyebabkan banjir dan longsor di beberapa daerah di Kota Solok, Kabupaten Agam, Solok Selatan, dan Kabupaten Lima Puluh Koto, Provinsi Sumatera Barat.

Lumpuhnya jalan Riau-Sumbar diakibatkan banjir di Nagari Pangkalan Kecamatan Pangkalan Nagari, Kabupaten Lima Puluh Kota. Ratusan rumah terendam banjir, bahkan seorang warga telah hanyut dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Sementara itu, banjir dan longsor di Kabupaten Solok Selatan terjadi di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Sungai Pagu, Pauh Duo, dan Sangir. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Batang Bangko, Sungai Batang Suliti dan Sungai Batang Lolo.

Banjir dan longsor menyebabkan Jalan Muaralabuh- Padang Aro Kerinci putus total. Longsor telah menimpa rumah warga sehingga enam orang tertimbun longsor pada tanggal 6 Februari lalu.

"Banjir juga menyebabkan 2.000 unit rumah terendam banjir hingga 1,5 meter dan 100 hektar sawah setinggi satu meter. Dua jembatan kabupaten putus, lalu lintas Payakumbuh-Pekanbaru lumpuh total. Saat ini kondisi masih hujan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam pesan diterima Antara, Senin.

Ia menambahkan Sungai Batang Lembang meluap sehingga banjir di Kelurahan Koto Panjang Kecamatan Tanjung Harapan dan Kelurahan Kampai Tabu Karambie, Kota Solok. Di Kabupaten Agam, longsor terjadi dengan kondisi material longsor menutup akses jalan Bukittinggi-Lubuk Sikaping dengan panjang material longsor 15 meter setinggi 2,5 meter.

Hingga kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, TNI-Polri masih berusaha menangani bencana banjir dan longsor dengan mengevakuasi warga dan membuat dapur umum untuk pengungsi. Pemerintah daerah juga telah mengerahkan alat berat untuk memindahkan tanah longsor dan mencari korban. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI