Suara.com - Rencana Arab Saudi untuk mengirim pasukan darat ke Suriah dengan kedok untuk menumpas kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) disambut olok-olok oleh Komandan Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Ali Jafari.
Komandan pasukan elit Garda Revolusi Iran mengejek rencana Saudi itu dan menyebutnya sebagai langkah konyol.
"Mereka mengklaim akan mengirim tentara ke Suriah, tetapi menurut saya mereka tak akan berani," kata Mayor Jenderal Ali Jafari di Teheran seperti dikutip CNN dari kantor berita Fars.
"Mereka punya angkatan bersenjata klasik dan sejarah menunjukkan bahwa tentara seperti itu tak akan bisa melawan kekuatan kelompok perlawanan liar," jelas dia.
Ia mengatakan jika Saudi mengirim pasukan darat ke Suriah, itu sama saja dengan bunuh diri.
"Ini akan seperti sebuah coup de grace bagi Saudi. Mereka tampaknya tak bisa menemukan jalan keluar lagi dan jika demikian, maka nasib mereka sudah ditentukan," tukas dia.
Iran yang dikuasai oleh pemerintahan Islam Syiah dan Saudi di bawah rezim Sunni, dilihat sebagai dua negara yang sedang memperebutkan pengaruh di Teluk. Dalam perang saudara di Suriah, Iran adalah sekutu utama Presiden Bashar al Assad, sementara Saudi merupakan penyumbang dana serta senjata bagi kelompok pemberontak.
Pada Kamis (4/2/2016), penasehat militer Kementerian Pertahanan Saudi, Brigadir Jenderal Ahmad Asiri, mengatakan bahwa kerajaan itu bersedia mengirim pasukan darat, sebagai bagian dari koalisi internasional, untuk menumpas ISIS di Suriah. Meski demikian Saudi menginginkan agar Amerika Serikat memimpin koalisi itu.
Pada Jumat (5/2/2016) dua orang pejabat Saudi mengatakan bahwa kerajaan itu berencana menggelar latihan militer internasional bersama di wilayahnya pada Maret mendatang. Sebanyak 150.000 pasukan akan terlibat dalam latihan tersebut.
Sebagian besar pasukan akan berasal dari Saudi. Adapun pasukan Mesir, Sudan, dan Yordania sudah tiba di Saudi untuk mengikuti latihan. Sisanya akan berasal dari Maroko, Turki, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Qatar. (CNN)