Suara.com - Banyak yang berubah di tahun 2025 nanti. Kekuatan adidaya Amerika Serikat bakal merosot, ekonomi Eropa carut marut dan terjadi perang besar-besaran di Timur Tengah. Prediksi ini seperti disampaikan laman Decade Forecast.
Prediski ini mulai terlihat setelah Uni Eropa diterpa berbagai krisis ekonomi hingga kisruh akibat perang dengan kelompok militan ISIS. Kekacauan juga terjadi di Asia yang dimulai dengan perlambatan ekonomi di Cina.
Pada 2020 nanti, perang negara raksasa di Timur Tengah makin meluas. Teror akan menghantui sejumlah negara di sana. ISIS bakal menjadi masalah paling serius, dengan jumlah anggota yang semakin gemuk. Meski begitu, tensi AS-ISIS mengendur. Negara 'boneka' bentukan AS hancur dan terpecah. Kelompok militan juga makin menjamur dan saling berperang.
Selama periode krisis ekonomi Eropa, Rusia diprediksi bakal 'cari aman'. Meski begitu, mereka semakin agresif di wilayahnya. "Rusia akan berusaha mengintegrasikan kembali bekas Republik Soviet dalam sebuah demografis. Mereka akan memperluas pasarnya," kata prediksi.
Kendati demikian, Rusia melemah akibat tingginya biaya militer, melonjaknya harga minyak serta isu internal.
Turki, negara yang berbatasan langsung dengan Eropa pelan-pelan akan ikut terlibat dalam perang besar di Timur Tengah. Turki bangkit menjadi negara 'adi daya' di Timur tengah bersaing dengan Iran. AS diprediksi bakal mendukung kekuatan Turki di Asia dan Timur Tengah.
Di Asia, kekuatan Cina sebagai raksasa ekonomi Asia digeser Jepang. Cina bakal kehilangan dominasi militernyaseiring kekuatan militer Jepang yang makin besar.
Selain itu, pengaruh AS sebagai negara adidaya di tahun 2025 merosot akibat masalah ekonomi, politik dan kekuatan militer. AS akan lebih selektif memilih isu dunia yang akan mereka tindak lanjuti. Di masa ini, AS juga akan berusaha mendekat ke negara-negara subur. (News)