Kapolda Minta Semua Polres Latihan Penanganan Terorisme

Jum'at, 05 Februari 2016 | 11:20 WIB
Kapolda Minta Semua Polres Latihan Penanganan Terorisme
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian (kiri) bersama Steering Committee Piala Presiden Maruarar Sirait (kanan) saat jumpa pers terkait final Piala Presiden 2015 di Jakarta, Rabu (14/10). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian perintahkan seluruh jajaran di Polres untuk melakukan pelatihan khusus terhadap para personilnya agar sigap menangani kasus terorisme.

"Saya sudah perintahkan ke seluruh Kapolres untuk membuat pelatihan di wilayah masing-masing. Supaya mereka pun memiliki team work yang bagus," kata Tito usai menggelar pelatihan penanganan teror bom di lapangan Sabhara, Mapolda Metro Jaya, Jumat (5/2/2016).

Menurut Tito, gelaran latihan penanganan teror bom ini sebagai bentuk evaluasi dari peristiwa serangan teror dan penembakan yang pernah terjadi di kawasan Thamrin, pada Kamis (14/1/2016) lalu.

"Ada serangan teror di Thamrin kita melihat bahwa ada hal-hal positif dari langkah-langkah yang dilakukan oleh kepolisian Polda Metro Jaya," kata Tito

"Karena dalam suatu inisiden seperti terorisme ada dua langkah utama. Pertama adalah tindakan pertama tempat kejadian perkara (TPTKP). Dengan urutan paling penting menolong korban yang masih hidup. Menetralisir serangan tersangka, meyakinkan tidak ada bom lagi dan membuat perimeter atau police line. Supaya bisa dilakukan langkah kedua yaitu olah TKP," sambungnya.

Menurutnya, polisi yang berada di lapangan juga harus bisa menperketat penjagaan dan mensterilkan lokasi ledakan agar tidak dimasuki pihak yang tidak berkepentingan.

"Paling sulit itu perimeter. Menutup supaya agar jangan sampai masyarakat wartawan, pejabat tak berkepentingan masuk ke dalam. Itu perlu diperbaiki," katanya.

Meski pihaknya berhasil mengatasi secara cepat terkait serangan teror di kawasan Thamrin. Namun Tito mengatakan masih banyak kelemahan dari para petugas dalam melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Untuk itu, kata Tito, latihan penanganan teror bom ini juga dilakukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut.

"Banyak hal positif dan juga celah negatif yang perlu kita tutupi. Oleh karena itu, kita buat latihan ini. Simulasi ini," kata dia.

Lebih lanjut, Tito mengatakan, dalam penanganan kasus teroris seluruh jajaran harus dilibatkan dan harus saling memperkuat koordinasi.

"Karena penaganan perkara ini tidak bisa ditangani oleh satu tim. Reserse, Tidak. Ini melibatkan banyak sekali stakeholder yang terlibat. Reserse, Brimob, Sabhara, Lantas, Binmaf, Iden, Labfor. Nah untuk sinergi agar koordinasi bagus oleh karena itu dilakukan drill, latihan. Makin banyak berlatih, makin baik. Oleh karena itu, kita buat latihan di Polda ini," kata dia.

Tito juga meminta seluruh jajarannya harus bisa memahami tugasnya masing-masing dan sigap dalam melihat potensi adanya serangan teror

"Minimal semua anggota yang berlatih paham tentang tugas masing-masing. Siapa berbuat apa. Kedua, menguji kecepatan mereka bertindak. Ketika terjadi sudah bermain seperti group band orkestra, cepat dalam satu iringan musik yang sama," kata Tito.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI