Suara.com - Penyidik Polda Metro Jaya telah mendapatkan informasi penting dari Australian Federal Police terkait hubungan antara tersangka Jessica Kumala Wongso dan korban pembunuhan, Wayan Mirna Salihin, saat keduanya menempuh kuliah di Billy Blue College of Design, Sidney, Australia.
Namun, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti belum mau membeberkan apa saja bukti penting itu.
"Hasil (koordinasi dari kepolisian Australia) untuk konsumsi kami, bukan untuk media," kata Krishna di Mapolda Metro Jaya, Kamis (4/2/2016).
Krishna menjelaskan koordinasi untuk menggali informasi mengenai keseharian Jessica dan Mirna di Sidney masih berjalan, itu sebabnya dia tidak mau menjelaskan ke wartawan.
"No comment, masih proses," katanya.
Krishna mengatakan koordinasi antar lembaga penegak hukum antar negara merupakan hal biasa.
"Kerjasama police to police corporation itu dunia polisi sudah biasa, dengan AFP mereka punya kasus di Indonesia kami bantu, kita punya kasus di sana mereka bantu itu biasa," kata Krishna.
Mirna meninggal dunia usai meneguk es kopi Vietnam bercampur zat sianida di kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat, pada Rabu (6/1/2016).
Saat peristiwa terjadi, di meja yang sama, Mirna ditemani dua kawan, Jessica dan Hanie Juwita Boon. Mereka merupakan teman sekampus di Billy Blue College of Design, Sidney, Australia. Mereka lulus 2008.
Jessica ditangkap saat berada di Hotel Neo, Mangga Dua, Jakarta Utara, Sabtu (30/1/2016) sekitar pukul 07.45 WIB.