Suara.com - Ratusan warga Kota Sorong, Papua Barat mengarak jenazah Herman Semunya ke Kantor Walikota. Herman adalah pelajar yang tewas ditikam orang tidak dikenal di sana.
Aksi arak jenzah itu sebagai bentuk protes atas kejahatan yang sering terjadi di Sorong. Kamis (4/2/2016) sore waktu setempat, massa mengarak jenazah korban dari RSUD dengan berjalan kaki.
Sempanjang jalan massa brutal. Mereka melakukan pelemparan toko-toko dengan menggunakan batu.
Setiba di Kantor Walikota massa berdialog dengan Walikota Lambertus Djitmau meminta pelaku pembunuhan dikeluarkan dari Kota Sorong kembali ke daerah asalnya.
Wakil Kepala Suku Maybrat, Zefnath Sangkek mewakili keluarga korban mengatakan bahwa aksi arak-arak jenazah tersebut merupakan bentuk kemarahan masyarakat Maybrat atas peristiwa pembunuhan Herman.
Dia mengatakan, tuntutan masyarakat Maybrat dan keluarga korban agar polisi secepatnya menangkap pelaku pembunuhan itu guna proses hukum lebih lanjut. Keluarga korban menduga pelaku pembunuhan itu adalah suku key di Sorong.
Pelaku harus membayar denda sesuai adat Maybrat senilai Rp1 miliar kepada keluarga korban Herman Semunya.
"Masyarakat Maybrat dan keluarga korban juga minta aparat penegak hukum agar menghukum mati pelaku pembunuhan korban," tambah dia. (Antara)