Lucu, Bule Debat Sengit dengan Supir Taksi Uber Gara-gara Joki

Siswanto Suara.Com
Rabu, 03 Februari 2016 | 17:20 WIB
Lucu, Bule Debat Sengit dengan Supir Taksi Uber Gara-gara Joki
Ilustrasi kawasan 3 in 1 [suara.com/Adrian Mahakam]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di negara Indonesia ada satu profesi khas yang hanya bisa ditemukan di Ibu Kota Jakarta. Namanya joki three in one.

Joki muncul karena ada peraturan three in one. Three in one merupakan kebijakan dari pemerintah Jakarta yang membatasi mobil pribadi yang lewat di kawasan tertentu, dimana hanya mobil pribadi yang berpenumpang tiga orang atau lebih yang diizinkan lewat.

Peran Joki sederhana sekali. Mereka tinggal menunggu di pinggir jalan. Kalau ada mobil berhenti, mereka lalu menghampirinya dan menawarkan jasa. Bila pemilik mobil setuju, joki tinggal masuk mobil saja. Bayarannya relatif murah, sekitar Rp20 ribu.

Munculnya pekerjaan ini menunjukkan kemampuan orang Indonesia untuk menghasilkan uang dari berbagai cara.

Nah, ini ada yang menarik. Ternyata tak semua orang mengerti kehadiran joki. Mahasiswa bule asal Melbourne bernama Will, salah satunya.

Hari Kamis sore pekan lalu, Will pesan taksi Uber untuk mengantar dia dari kantor tempat magang di Tangerang ke Jakarta Selatan.

Taksi Uber menempuh perjalanan tanpa menemui masalah. Menjelang memasuki Jalan Sudirman, pada jam lima sore, supir taksi berbicara.

“Joki, joki, joki," kata supir ditirukan Will saat bercerita kepada Suara.com.

"Saya tidak paham maksud dia,” kata Will.

Tak lama kemudian, taksi Uber berhenti. Sebentar kemudian, seorang lelaki yang sama sekali tidak dikenal Will membuka pintu dan langsung duduk manis di kursi belakang. Will kaget dan bingung.

“Pikiran saya begini, ‘begitu berani dia, saya membayar untuk perjalanan ini, dan supir ini menjemput temannya tanpa minta izin dulu?’" kata Will.

Peristiwa itu langsung menyadarkan Will akan pentingnya memahami bahasa Indonesia.

"Ini salah satu momen saya ingin mampu bicara bahasa Indonesia,” katanya.

Ketika itu, Will tidak bisa menyampaikan pikirannya melalui bahasa Indonesia. Jadi dia hanya duduk dan diam di kursi depan mobil sampai di tempat tujuan.

Belum hilang rasa dongkol (kesal), supir minta uang Rp30 ribu untuk membayar lelaki yang menumpang taksi tadi. Will tidak mengerti alasan kenapa harus membayar uang tunai ke supir. Padahal, pembayaran taksi Uber melalui sistem online.

Tentu saja Will menolak memberi uang. Dia segera turun dari mobil, sambil marah berjalan ke lobby gedung. Ternyata, supir mengikuti Will ke lobby. Resepsionis diminta untuk menerjemahkan. Masalahnya, resepsionis juga kurang tahu cara menjelaskan peraturan three in one kepada bule.

Sesudah bersitegang dengan supir selama berberapa menit, Will berbalik memunggungi supir, lalu meninggalkannya tanpa memberi uang.

“Ketika saya masuk kantor hari kemudian, saya menceritakan apa yang terjadi kemarin dan teman kantor saya menjelaskan fenomena joki three in one," katanya.

“Jika anda sedang membaca artikel ini, Pak Andriyana (supir taksi Uber), saya benar-benar minta maaf,” kata Will.

Jalan Sudirman merupakan salah satu kawasan di Jakarta yang diterapkan aturan three in one.

Selain Jalan Sudirman, juga Jalan Sisingamangaraja, Jalan M. H. Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat, dan sebagian Jalan Jenderal Gatot Subroto. [Meg Phillips]

BERITA MENARIK LAINNYA: 

Polisi Selidiki Pesan WA Jessica ke Mirna yang Isinya Ngeri

Bedanya Seks di Usia 20an dan 30an

Untuk Pertama Kalinya Obama Masuk Masjid di AS

Beradegan Seks di Filmnya, Ini yang Dirasakan Tara Basro

REKOMENDASI

TERKINI