Suara.com - Korea Utara, pada Selasa (2/2/2016) memberitahu Perserikatan Bangsa-bangsa terkait rencananya meluncurkan sebuah satelit bulan ini. Peluncuran satelit tersebut dipandang mampu meningkatkan teknologi rudal jarak jauh negara tersebut.
"Kami menerima informasi dari Republik Demokratik Korea (DPRK) tentang peluncuran satelit observasi Bumi 'Kwangmyongsong' antara tanggal 8-25 Februari," kata juru bicara Organisasi Maritim Internasional, yang merupakan bagian dari PBB.
Negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu melaksanakan uji coba nuklir ke-4 nya pada 6 Januari lalu meski sudah mendapat sanksi terkait nuklir dari PBB. Negara tersebut terakhir kali meluncurkan sebuah roket jarak jauh untuk membawa sebuah satelit komunikasi ke orbit Bumi.
Pemerintahan Korea Utara mengklaim punya kedaulatan untuk menggenjot program luar angkasanya dengan cara meluncurkan roket. Namun, para pakar dari negara-negara Barat dan Asia memandang peluncuran tersebut sebagai kedok saja. Mereka menuding, peluncuran satelit itu sejatinya adalah bagian dari upaya untuk mengembangkan sebuah rudal balistik antar-benua.
Korea Utara memiliki dua varian rudal balistik. Keduanya mirip dengan varian yang punya daya jelajah dari Korea Utara hingga kawasan Pantai Barat AS. Namun, tidak ada bukti kuat bahwa Korea Utara melakukan uji coba rudal.
Sementara itu, Korea Utara sudah memberitahu Serikat Telekomunikasi Internasional (ITU), juga organisasi PBB, tentang rencana peluncuran satelitnya. Satelit tersebut, kata ITU, akan beroperasi selama empat tahun di orbit Bumi. (Reuters)
Kenapa Negara Barat Khawatir saat Korut akan Luncurkan Satelit?
Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 03 Februari 2016 | 09:08 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Ancaman Baru Korut: Drone Bunuh Diri Target Musuh di Darat dan Laut
15 November 2024 | 16:07 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI