Suara.com - Kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin (27) mulai menemukan titik terang. Polda Metro Jaya sudah menetapkan nama tersangka yang tak lain teman Mirna sendiri, Jessica Kumala Wongso (27).
Peneliti intelijen dari Universitas Indonesia Ridlwan Habib mengapresiasi upaya Polda Metro Polda Metro mencari semua bukti agar konstruksi kasusnya kuat.
"Sikap ini cukup baik karena hati hati dan benar-benar berdasarkan bukti, bukan asumsi," ujar Ridlwan dalam pernyataan tertulis yang diterima suara.com, Sabtu (30/1/2016).
Dia menjelaskan Polda Metro Jaya mempunyai tim cyber forensik yang juga dilibatkan sebagai penyidik kasus Mirna. Upaya mengungkap siapa yang terlibat dalam kasus Mirna juga dilakukan dengan metode cyber forensik.
"Pelaku, kan mempunyai handphone. Dari situ, penyidik bisa menyedot data komunikasi sebelum pembunuhan terjadi," ujar Ridlwan.
Pembunuhan dengan racun, katanya, prosesnya tidak sederhana, butuh mental sangat kuat dan perlu perencanaan matang.
"Tidak mungkin spontanitas, artinya tersangka pasti berkomunikasi dengan orang lain, baik melalui sms, whatsapp, telepon dan semacamnya," katanya.
Menurut Ridlwan seandainya bukti percakapan di ponsel sudah dihapus hal itu sama sekali bukan masalah berarti bagi penyidik.
"Alat cyber forensik bisa mengambil data yang sudah didelete. Mereka juga bisa kerjasama dengan operator telepon seluler yang punya Cdr atau call data recorder," katanya.
Dia mengatakan Cdr lazimnya disimpan di database provider hingga tiga bulan sebelumnya.
"Itu artinya jika perencanaan pembunuhan dilakukan kurang dari tiga bulan yang lalu, polisi bisa menemukan datanya," katanya.
Dari bukti itu, katanya, Polda Metro Jaya bisa lebih yakin ketika menetapkan dan menangkap tersangka.
"Kita jangan terjebak hanya pada saat hari H pembunuhan, jangan terjebak CCTV dan sebagainya," ujar alumni S2 Kajian Stratejik UI.
Ridlwan meyakini tim penyidik dibawah Kombes Krishna Murti bisa menyajikan bukti yang telak.
"Ini juga merupakan pertaruhan reputasi pak Kapolda Tito Karnavian yang selama ini dikenal sebagai reserse handal berdasarkan kemampuan scientific," kata dia.