Pemprov DKI Jakarta Pernah Puji Gafatar

Kamis, 28 Januari 2016 | 15:47 WIB
Pemprov DKI Jakarta Pernah Puji Gafatar
Sebanyak 712 pengungsi mantan anggota Gafatar tiba di dermaga Kolinlamil TNI AL‎, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (27/1/2016). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Citra buruk Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) saat ini ternyata tidak berlaku untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di masa lalu. Pemprov pernah memuji gerakan ini karena rajin dan berani.

Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah bercerita Gafatar pernah membantu pihaknya untuk keperluan sosial. Misalnya dalam kerja bakti.

"Eks Gafatar dulu pernah dimanfaatkan sangat efektif, setiap kita kerja bakti undang Gafatar. Dia paling berani nyemplung ke kali. Bahkan lebih berani dari PPSU (petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum). Kita nggak tahu ada agenda di belakangnya," kata Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/1/2016).

Saefullah menjelaskan eks Gafatar yang saat ini telah tiba di Ibu Kota berjumlah 1.693 orang. Mereka yang datang pada gelombang pertama sebanyak 158 orang dan Rabu (26/1/2016) sebanyak 712 orang dan hari ini akan datang 823 orang.

"Ini sebagian ada ditampung di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, dan sebagian dari mereka di tempatkan sementara di kawasan Pramuka yang akan didistribusi dan ada yang diambil keluarga," jelasnya.

Saefullah juga telah meminta kepada Wali Kota setempat untuk bisa mengawasi pergerakan eks Gafatar yang telah dipulangkan di Ibu Kota.

"Karena dikhawatirkan akan menyebarluaskan paham yang dia dapat kepada masyarakat," katanya.

Lebih lanjut, pemerintah DKI Jakarta sampai saat ini dikatakan Saefullah juga tengah mencari solusi agar eks Gafatar yang sudah tidak lagi memiliki sanak keluarga akan ditempatkan dimana.

"Ada juga yang tidak beralamat ini akan dicari solusinya. Ada 2-3 gelombang lagi jumlahnya cukup banyak. Penanganan tentu sudah ada tim kita untuk menangani, teman-teman wilayah bantu deteksi dini," katanya.

"Termasuk edaran yang sudah dibuat untuk Wali Kota, camat dan lurah. Mencermati paham-paham radikal lain seperti ISIS, RT/RW harus cermat memantau orang yang tidak dikenal di wilayahnya," Saefullah menambahkan.

REKOMENDASI

TERKINI