Tujuh Misteri Kematian Mirna, Mirip Kasus Agen Rahasia Rusia

Siswanto Suara.Com
Kamis, 28 Januari 2016 | 12:49 WIB
Tujuh Misteri Kematian Mirna, Mirip Kasus Agen Rahasia Rusia
Tim Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menggelar prarekontruksi kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin di Restoran Olivier, Grand Indonesia, Jakarta, Senin (11/1). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Siapa orang yang membunuh Wayan Mirna Salihin (27) dengan senyawa sianida yang ditaburkan ke dalam es kopi Vietnam di kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat, pada Rabu (6/1/2016) itu, masih belum ketahuan.

Sampai tiga pekan lamanya, polisi belum juga berhasil menguak tabir misteri. Polisi masih terus mengumpulkan bukti-bukti untuk memecahkannya dan membuat semuanya menjadi terang benderang.

Mirna meninggal dunia secara tragis hanya selang beberapa menit setelah minum es kopi Vietnam. Dua teman Mirna, Jessica Kumala Wongso (27) dan Hani (27), ada di lokasi saat peristiwa terjadi. Dan mereka sekarang menjadi saksi kunci.

Penyidikan masih berlangsung di kepolisian. Di tengah penyidikan, ternyata banyak misteri yang terjadi dalam kasus tersebut.

Motif masih gelap

Apa motif pelaku menghabisi Mirna lewat racun sianida di kafe Olivier. Memang muncul dugaan, motifnya antara asmara, dendam, dan bisnis. Tapi, sampai sekarang polisi belum berhasil memecahkannya. Ini salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi polisi.

Celana Jessica dibuang

Salah satu alat bukti untuk membantu mengungkap kasus kematian Mirna adalah celana Jessica. Tapi, celana tersebut dibuang oleh pembantu Jessica dengan alasan sobek saat mengantar Mirna ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu malam itu.

Rekaman CCTV

Rekaman CCTV tak bisa melihat dengan jelas pergerakan apa saja yang terjadi di meja tempat pertemuan Mirna, Jessica, dan Hani. Soalnya sorot kamera terhalang rerimbunan tanaman hias. Rekaman CCTV tadinya menjadi harapan besar bagi kepolisian untuk memecahkan kasus, tetapi ternyata tidak maksimal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI