Ford Mundur Tanda Induustri Indonesia Makin Kuat?

Kamis, 28 Januari 2016 | 10:39 WIB
Ford Mundur Tanda Induustri Indonesia Makin Kuat?
Ilustrasi produk Ford. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Perindustrian Saleh Husin menanggapi santai hengkangnya produsen mobil asal Amerika Serikat yakni Ford dari Indonesia. Ia menilai, keputusan Ford menutup dealernya di Indonesia menunjukkan industri otomotif di dalam negeri semakin kuat, membuat Ford kalah bersaing di Indonesia.

"Ford itu kan barangnya impor dari Thailand terus dia jual ke Indonesia. Maka tidak akan ada dampaknya bagi industri otomotif nasional, tapi justru merupakan indikasi semakin kuatnya industri otomotif nasional dalam persaingan di dalam negeri. KBM yang diproduksi di dalam negeri bisa lebih kompetitif dalam persaingan," ujar Saleh saat berbincang dengan suara.com di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2016) malam.

 Saleh Ford Motor Indonesia (FMI) hanya mengimpor mobil dari pabriknya yang berada di Thailand. Akibatnya, harga jual Ford menjadi lebih mahal.

Berbeda dengan industri kendaraan bermotor mobil (KBM) nasional yang industri komponennya sudah berada di dalam negeri. Mereka mampu menekan harga jual dan mampu meraih pasar.

Saleh memperkirakan tutupnya FMI ini lantaran tidak didukung dengan industri komponen atau suku cadang. Hal ini menurutnya berbeda dengan industri kendaraan bermotor lain yang juga membangun struktur industri komponen di Indonesia.

 "Sudah tentu Ford kalah bersaing karena kompetitornya memproduksi komponen di Indonesia. Para pabrikan itu membangun industri komponen di sini karena mereka bervisi panjang, serius. Maka, ayo jadikan Indonesia jadikan basis produksi jika ingin menangi persaingan, jangan hanya menjadikan pasar saja," ungkapnya.

Senin kemarin, FMI melalui laman resmi Ford mengumumkan menyerah dari pasar Indonesia dan Jepang. Managing Director FMI Bagus Susanto mengakui mereka tidak memiliki jalur beralasan dalam mencapai pertumbuhan penjualan dan keuntungan yang berkesinambungan, khususnya di negara-negara di mana dinamika pasar yang ada tidak memungkinkan untuk dapat bersaing secara efektif.

"Setelah mempelajari secara seksama setiap opsi yang memungkinkan, jelas bagi kami bahwa tidak ada jalur menuju keuntungan yang bersinambungan bagi kami di Indonesia. Oleh karena itu, kami akan menghentikan seluruh operasi di Indonesia sebelum akhir 2016 dan mengkonsentrasikan sumber daya yang ada di tempat lain," ungkapnya.

Meski demikian, konsumen yang sudah telanjur membeli produk mereka akan tetap mendapat layanan servis dan garansi hingga beberapa waktu ke depan tahun ini.

"Kami berkomitmen untuk menyediakan kesinambungan dukungan pelayanan servis dan garansi setelah kepergian kami dan akan menghubungi Anda lagi sebelum proses pergantian untuk memberitahukan mengenai pengaturan yang baru," katanya.

Jika melihat data penjualan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) selama 2015, FMI berhasil menjual 4.986 unit kendaraan (wholesale) dan 6.103 unit kendaraan (retail). Angka ini merosot tajam hingga 41,5 persen jika dibandingan dengan angka penjualan wholesale di 2014, yang mencapai 12.008 unit.

Melihat angka penjualan yang menurun tajam, membuat produk-produk milik Ford tidak banyak unjuk gigi di 2015. Secara keseluruhan, penjualan merek yang berdiri sejak 1903 tersebut bertumpu pada Ecosport 1.5 TiVCT Titanium AT yang berhasil terjual 2.046 unit, disusul New Fiesta 1.5L 5D Sport AT sebanyak 366 unit, dan Ecosport 1.5 TiVCT Trend AT sebanyak 276 unit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI