WNI Ilegal Korban Kapal Tenggelam di Malaysia Bertambah

Rabu, 27 Januari 2016 | 14:27 WIB
WNI Ilegal Korban Kapal Tenggelam di Malaysia Bertambah
Ilustrasi kapal tenggelam. (Shutterstocks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban kapal tenggelam di laut Johor, Malaysia, Selasa (26/1/2016) kemarin‎ bertambah. Sekarang menjadi 18 jiwa.

Dari 18 korban jiwa, 13 telah dilakukan visum sedangkan lima jenazah masih berada di lokasi ditemukan.

"Sesuai informasi dari DVI PDRM (Polisi Diraja Malaysia) dilaporkan korban yang ditemukan meninggal dunia bertambah menjadi 18.‎ 13 sudah di visum, lima masih di TKP dan akan segera dibawa ke mortuary (kamar kenazah)," kata Direktur Eksekutif Tim Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia, Kombes Pol Anton Castilani melalui pesan elektronik‎, Rabu (27/1/2016).

Sebelumnya Anton menyampaikan bahwa 13 korban dipastikan meninggal karena tenggelam di laut.

"Subuh tadi sesuai laporan LO (Liaison Officer/perwira penghubung) Polri di Johor Baru, telah divisum 13 jenazah yang dipastikan korban tenggelam‎," ungkapnya.

Tim DVI Indonesia tengah berkoordinasi dengan Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM) supaya mengirimkan sidik jari jenazah ke Indonesia untuk dilakukan identifikasi korban.

"Saat ini sedang dikoordinasikan dengan PDRM agar sidik jari korban dapat dikirim ke Indonesia untuk dicocokkan dengan data di Inafis," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah kapal pengangkut TKI tenggelam setelah dihantam ombak setinggi 2-3 meter daerah pantai Kelise - Sungai Tengah - Bandar Penawar Kota Tinggi, Johor, Malaysia, Selasa (26/1/2016) pagi. Kecelakaan itu mengakibatkan sekitar 13 orang tewas.

‎Menurut Anton, korban penumpang kapal terbalik tersebut diduga tenaga kerja Indonesia (TKI) yang hendak menyeberang dari perairan Indonesia ke Malaysia. Kini korban dalam proses evakuasi.

"Korban diduga WNI yang akan masuk ke Malaysia melalui jalur tidak resmi. Saat ini sedang dilaksanakan evakuasi korban," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI