Suara.com - Nama Ahmad Musadeq disebut-sebut lagi setelah organisasi Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar mencuat. Ahmad Musadeq merupakan orang yang disebut-sebut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti sebagai nabi baru Gafatar.
Mantan Ketua Umum Gafatar, Mahful M. Tumanurung menjelaskan siapa Ahmad Musadeq. Dia buka pendiri Gafatar, melainkan guru bagi anggota Gafatar.
"Dalam organisasi beliau bukan pendiri, ada 52 orang pendiri Gafatar, beliau tidak termasuk," kata Mahful di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa ( 26/1/2016).
Di Gafatar, kata Mahful, Ahmad Ahmad Musadeq merupakan narasumber atau guru rohani bagi anggota. Anggota Gafatar menilai ajaran-ajaran Ahmad Musadeq sangat masuk akal dan kena.
"Karena ajaran beliau sesuai kenyataan, tidak seperti penceramah yang lain yang kerap berbicara abstrak, padahal kita hidup di dunia yang konkrit," kata Mahful.
Mahful menegaskan Gafatar tidak pernah memaksakan anggota untuk mendalami ajaran. Soalnya, Gafatar sangat menghormati keyakinan masing-masing individu.
"Kami tidak melarang siapa saja termasuk anggota kami untuk mendalami Millah Abraham ya kami sampaikan tanpa ada sedikitpun pemaksaan, sekarang kami hanya fokus bertani, sejak Gafatar dibubarkan, sejak itu pula kami tidak pernah melakukan kegiatan spiritual lagi," kata Mahful.
Ahmad Musadeq pernah dipenjara karena dituduh menistakan agama lewat gerakan Al Qiyadah Al Islamiyah.
Gerakan ini dulu disorot secara besar-besaran pada akhir tahun 2006 yang kemudian mengakibatkan keluarnya stempel sesat dari Majelis Ulama Indonesia pada 4 Oktober 2007. Pada 2008, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Ahmad Musadeq empat tahun penjara dipotong masa tahanan atas pasal penodaan agama.
Walau pernah menyatakan diri bertobat, Ahmad Musadeq masih menyebarkan ajaran dengan menggunakan nama lain, di antaranya Millah Abraham dan Gafatar.