Puluhan Mortir Aktif Ditemukan Warga Magetan

Ardi Mandiri Suara.Com
Selasa, 26 Januari 2016 | 06:14 WIB
Puluhan Mortir Aktif Ditemukan Warga Magetan
Ilustrasi orang memegang granat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Warga Desa Kedung Panji, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menemukan puluhan mortir yang diduga merupakan peninggalan zaman Belanda atau Jepang dan masih aktif.

Tokoh masyarakat desa setempat, Mohammad Setiyono, Senin, di Magetan, mengatakan jumlah mortir yang ditemukan mencapai 41 butir. Benda tersebut ditemukan di kebun milik Ali Rohmad yang juga perangkat desa sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Subulan Najjah di Dusun Ngasinan, desa setempat.

"Pengurus ponpes dibantu kelompok pemuda desa dan warga setempat melakukan penggalian untuk membuktikan fakta sejarah bahwa di desa setempat pada zaman penjajahan Belanda digunakan untuk menyembunyikan senjata. Hasilnya, ditemukan sebanyak 41 mortir di lokasi setempat," ujar Setiyono kepada wartawan.

Menurut dia, pada penggalian pertama ditemukan sebanyak 16 mortir. Kemudian pada penggalian kedua ditemukan puluhan mortir lagi hingga secara keseluruhan diperoleh 41 mortir.

Kondisi mortir tersebut sudah berkarat dan memiliki tinggi sekitar 50 cm serta diameter 30 cm. Takut terjadi hal-hal yang negatif, mortir temuan tersebut lalu diamankan di Mapolsek Lembeyan, Polres Magetan.

Setiyono menjelaskan berdasarkan penuturan warga setempat, Desa Kedung Panji dulunya dikenal sebagai daerah "Polorejo" yang menjadi basis veteran pertahanan negara saat agresi militer Belanda tahun 1949.

"Di sini memang merupakan basis veteran. Menurut cerita orang tua saya, dulu memang ada yang menyimpan mortir dalam jumlah banyak di sejumlah titik di desa ini. Diperkirakan di lokasi setempat masih banyak mortir yang terpendam dalam tanah," kata dia.

Kapolres Magetan AKBP Johanson Ronald Simamora menanggapi temuan puluhan mortir tersebut mengatakan hendaknya penggalian tersebut dihentikan. Apalagi tujuannya hanya untuk membuktikan fakta sejarah.

"Setelah berkoordinasi dengan tim jihandak bom dari Brimob Madiun, disimpulkan agar penggalian yang dilakukan warga dan kelompok pemuda Desa Kedung Panji dihentikan. Alasannya adalah untuk keamanan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujar AKBP Johanson.

Pihaknya memastikan mortir yang masih tersimpan di bawah tanah, justru lebih aman karena berada di kedalaman lebih dari satu meter. Hsil koordinasi dengan Brimob Madiun, diketahui mortir-mortir tersebut masih aktif.

Sementara, lokasi penemuan puluhan mortir tersebut menjadi tempat tontonan warga. Meski telah diberi garis polisi oleh petugas Polek Lembeyan, warga masih penasaran dengan temuan benda tersebut.

Sesuai rencana, 41 mortir yang ditemukan tersebut akan diserahkan ke Detasemen Peralatan atau Denpal Madiun untuk kemudian dimusnahkan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI