Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan puncak hujan untuk wilayah Jabodetabek terjadi antara Januari dan Februari 2016.
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan berharap Jakarta terbebas dari genangan air.
"Semuanya harus berkurang (genangan) pokoknya, nggak ada lagi yang namanya genangan," ujar Teguh, Senin (25/1/2016).
Teguh mengatakan selama ini pemerintah sudah berupaya untuk mengatasi genangan jelang musim hujan.
"Ada 57 genangan, kami sudah observasi dan sudah mengambil langkah. Makanya, sekarang itu, genangan lagi sudah tidak ada," tuturnya.
Teguh menambahkan penyebab genangan, salah satunya jalanan yang tidak merata.
"Itu kan disebabkan karena yang paling banyak, karena jalan yang tidak rata salah satunya. jadi ketika hujan, dia jadi genangan," kata Teguh.
Selain jalanan tak rata, genangan juga muncul karena ada saluran utilitas, seperti saluran PAM dan fiber optic.
"Kemudian terhadap tali-tali air yang menjadi genangan, ya kita bobok. Memang permasalahan yang paling sering muncul juga, salah satunya masalah utility. itu banyak sekali, dan itu menjadi hambatan yang cukup krusial di kita," tutur Teguh.
Dinas Tata Air, katanya, sudah memberi peringatan kepada pemilik kabel untuk menatanya agar jangan mengganggu saluran air.