Suara.com - Setahun menjelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jakarta tahun 2017, menurut pengamat Lembaga Survei Centre for Strategic and International Study Philips J. Vermonte, PDI Perjuangan bimbang.
PDI Perjuangan bimbang apakah mendukung Basuki Tjahaja Purnama yang akan maju lewat jalur non partai politik atau mengusung kandidat sendiri.
"Ini sama seperti kejadian Jokowi (Joko Widodo) dulu pada (pilkada) tahun 2014, dan akhirnya Megawati dan PDI Perjuangan memutuskan untuk mencalonkan Jokowi jadi Presiden melawan Prabowo dan Hatta Rajasa," kata Philips di gedung Pakarti, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Senin (25/1/2016).
Menurut Philips kebimbangan PDI Perjuangan karena Ahok didukung masyarakat untuk maju lewat jalur independen. Mereka yang mendukung Ahok, sebagian merupakan pendukung PDI Perjuangan.
"Dari 21,75 persen basis dukungan PDI Perjuangan yang kita konfirmasi, 72 persennya memdukung Ahok jadi gubernur. Dan itu sesuai dengan keinginan masyarakat yang mendukung Ahok maju dari pihak independen, tidak boleh lewat partai," kata Philips.
Itu sebabnya, Philips menyarankan kepada PDI Perjuangan agar segera memutuskan sikap, apakah mendukung Ahok atau mengusung calon sendiri untuk melawan Ahok.
"Ada fenomena menarik yang saya lihat dalam pilkada DKI ini nanti, dukungan publik itu melekat pada pribadi. Sehingga siapa saja yang dinilai bagus, kalau dia masuk partai, maka tetap didukung oleh publik sehingga seolah-olah ada kepercayaan publik kepada parpol," kata Philips.