Suara.com - Pemerintah Kota Bengkulu melakukan pembinaan terhadap delapan remaja yang masih duduk di bangku sekolah karena berfoto meniru gerakan salat dan mengunggahnya di media sosial.
Wakil Wali Kota Bengkulu Patriana Sosialinda menilai yang dilakukan mereka salah. Sehingga harus 'diluruskan'.
"Bukan dengan menghakimi mereka, tetapi memberikan nasihat dan memberikan pemahaman pada mereka mana perilaku yang benar dan mana yang menyimpang," kata dia di Bengkulu, Senin (25/1/2016) pagi.
Sanksi dan hukuman, tidak sepenuhnya membuat anak-anak sadar terhadap kesalahan. Bertindak tegas kata wakil wali kota tidak dengan cara-cara yang membuat anak trauma.
"Bukan dengan cara seram sehingga mereka takut. Mari kita meluruskan pemahaman mereka dengan senyum," katanya.
Beberapa hari sebelumnya Majelis Ulama Provinsi Bengkulu mengecam sejumlah remaja berfoto dengan pose meniru gerakan salat yang dilakukan di tengah keramaian pusat Kota Bengkulu.
Wakil Ketua Umum MUI Provinsi Bengkulu, Zulkarnain Dali mengatakan tindakan dari delapan remaja itu bisa dikategorikan sebagai pelecehan agama.
"Kalau salat itu ada syarat rukun dan cara yang sesuai aturan. Tempat harus suci serta menghadap kiblat," kata dia.
Sebelumnya empat dari delapan remaja mendatangi MUI Provinsi Bengkulu didampingi orangtua untuk meminta maaf atas tindakan tidak patut itu.
Kejadian ini bermula dari sejumlah akun media sosial yang memuat foto tak pantas tersebut hingga menuai berbagai kritik dan kecaman pengguna internet. (Antara)
BERITA MENARIK LAINNYA:
Pakar Minta Indonesia Tolak Bantuan Asing untuk Berantas Teror
Ini Profil Krishna Murti, Gaya Polisi Seperti di Film
Hani Panik Diperiksa Soal Mirna, Keluar Ruang Penyidik Tutup Muka
Setelah TV-nya Dihancurkan, Kusrin Diundang Jokowi