Suara.com - Badai salju telah melumpuhkan bagian timur Amerika Serikat (AS), sehingga memaksa makin banyak kota besar ditutup pada Sabtu (23/1/2016) dan menewaskan 12 orang selain membuat ribuan orang terjebak di jalan serta bandar udara.
Menurut dinas prakiraan cuaca lokal, Badai Musim Dingin Jonas bergerak ke arah Northeast pada Sabtu, dengan badai salju atau kondisi yang mendekati badai salju terus menyerang wilayah itu. Banjir yang tak pernah terjadi sebelumnya di pantai dan angin kencang dengan kecepatan lebih dari 112 kilometer per jam diramalkan menerpa sebagian daerah pantai.
Peringatan mengenai badai salju masih diberlakukan pada Sabtu buat sebanyak 38 juta orang di Virginia Utara, Washington DC, Baltimore, Philadelphia dan New York City.
Sejauh ini, gubernur 11 negara bagian AS telah mengumumkan keadaan darurat sementara salju tebal, angin dengan kekuatan topan dan banjir pantai tak memperlihatkan tanda akan reda.
Di Washington DC, topan telah membuat salju bertumpuk setebal 13 inci, atau 33 centimeter, kata Wali Kota Distict of Columbia Murial Bowser dalam satu taklimat di Washington.
Salju setebal 10 inci (25,4 centimeter) lagi diperkirakan turun selain angin kencang dalam beberapa jam, kata Bowser.
Sejauh ini, tak ada laporan mengenai korban jiwa di Washington DC, kata polisi setempat, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi. Namun, di negara bagian yang ebrada di jalur topan, sedikitnya 12 orang tewas akibat cuaca ekstrem, kebanyakan karena kecelakaan lalu lintas.
Topan tersebut terus bergerak melewati Washington DC dan Maryland serta Delaware, lalu bergerak menuju New York, Connecticut, Rhode Island serta Massachusetts Tenggara sampai Sabtu malam waktu setempat, kata Lembaga Meteorologi Nasional AS.
Tak lama setelah tengah hari pada Sabtu, Gubernur New York Andrew Cuomo mengumumkan larangan bepergian di New York City. Menurut larangan itu, semua kendaraan yang bukan kendaraan darurat tak boleh berada di jalan setelah pukul 14.39 Easter Time.
Wali Kota New York Bill de Blasio mengatakan dalam satu taklimat bahwa polisi akan menerapkan larangan tersebut. Ia juga mendesak Broadway Theater dan restoran segera tutup.
"Tiba waktunya untuk menutup kegiatan dan memberi pegawai mereka hak untuk pulang secepatnya," kata De Blasio.
De Blasio, yang menyebut topan itu "salah satu badai salju terburuk dalam sejarah New York City", mengatakan topan tersebut, yang diperkirakan takkan berhenti sampai Ahad, dapat membuat salju bertumpuk sampai 30 inci (76 centimeter) di kota itu.
Ia juga membuka kemungkinan penutupan layanan kereta bawah tanah, dan mengatakan kemungkinan penutupan tersebut "tak terbayangkan". Namun, De Blasio mengatakan tampaknya penutupan tak dilakukan pada saat ini.
Di Washington DC, sistem metro di kota itu ditutup mulai Jumat sampai Minggu.
Di seluruh East Coast AS, ribuan pengendara motor terjebak di jalanan licin pada Jumat larut malam dan Sabtu. Saat topan terus berkecamuk, lebih dari 85 juta orang di sedikitnya 20 negara bagian terpengaruh. (Antara/Xinhua-OANA)
Badai Salju Monster Tewaskan 12 Orang di AS
Ririn Indriani Suara.Com
Minggu, 24 Januari 2016 | 08:30 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Debat dengan Atta Halilintar Saat Badai Salju, Aurel Hermansyah Disebut Egois
02 Januari 2024 | 16:48 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI