Hujan Diprediksi Merata dan Menguat Hingga Awal Febuari

Sabtu, 23 Januari 2016 | 03:12 WIB
Hujan Diprediksi Merata dan Menguat Hingga Awal Febuari
Hujan deras di daerah kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (7/11). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi intensitas hujan di beberapa wilayah Indonesia akan semakin menguat selama sepekan ke depan. Terutama di akhir Januari hingga awal Februari 2016.

"Distribusi awan dan potensi hujan pada umumnya ada di Jawa Timur yang harus diwaspadai pada tanggal 25-27 Januari. Selain pulau Jawa, daerah yang perlu diantisipasi adalah Sumatera bagian utara, Aceh, Sulawesi bagian tengah, dan Papua bagian tengah," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik Mulyono Rahadi Prabowo pada konferensi pers di Gedung BMKG Jakarta, Jumat (22/1/2016) malam.

Prabowo mengatakan saat ini sekitar 90 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan. Ini akan mencapai puncaknya pada sepuluh hari ketiga Januari dan sepuluh hari pertama Februari 2016.

Intensitas hujan yang semakin tinggi ini ditandakan dengan aktifnya monsoon dingin asia yang disertai dengan seruakan dingin; fase Madden Julian Oscillation (MJO) yang menunjukkan fase basah di wilayah maritim kontinen (Indonesia), Indian Ocean Dipole yang bernilai negatif, serta potensi daerah Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang akan semakin menguat.

Monsoon Asia yang memicu pertumbuhan awan hujan akan mengakibatkan potensi hujan lebat tak hanya di sekitar Sumatera dan Bagian Barat Kalimantan, tetapi berpotensi di Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, NTB, Sulawesi Tengah dan Selatan, Maluku bagian tengah dan Papua bagian Tengah.

"Monsoon Asia yang bergerak ke Australia melewati Indonesia menunjukkan adanya pergerakan angin di bawah angka nol atau negatif yang berarti arah angin dari utara makin kuat. Jika grafik banyak di bawah nol, uap air semakin tinggi sehingga potensi pertumbuhan awan dan hujan juga semakin tinggi," kata Prabowo.

Prabowo menjelaskan untuk wilayah Jabodetabek, wilayah selatan dan barat akan mendapat lebih banyak curah hujan daripada sebelah utara dan selatan.

Durasi hujan pun diprediksi panjang pada kondisi curah hujan tinggi, yakni berlangsung mencapai 14-18 jam sedangkan saat kondisi transisi berlangsung 3-4 jam.

BMKG menyatakan meskipun sudah memasuki musim hujan, fenomena El Nino masih berlangsung sampai Maret 2016.

"El Nino itu masih berlangsung sebenarnya hanya saja dampaknya tidak dirasakan lagi. Jadi tidak ada istilah El Nino muncul kembali," kata Kepala Pusat Iklim, Agroklimat dan Iklim Maritim BMKG Nurhayati.

Nurhayati menjelaskan hujan yang terjadi pada akhir Desember dan awal Januari seolah menghilang karena kembali panas.

Kondisi tersebut dinamakan "monsoon break" yang terjadi karena adanya angin baratan sebagai penyeimbang dari El Nino yang kemudian melemah sehingga menyebabkan potensi hujan melemah. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI