Suara.com - Era, ibu RT 13, RW 5, Jalan Nakula Dalam, nomor 2, Lapangan 1, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, menceritakan detik-detik baku tembak antara anggota polisi dan tersangka bandar narkoba, Jumat (22/1/2016) sore tadi.
Awalnya, kata dia, sejumlah anggota polisi berbaju sipil datang ke rumah. Mereka bilang hendak mencari warga bernama Riko. Riko adalah salah satu tersangka kasus pengeroyokan terhadap anggota polisi di Jalan Slamet Riyadi IV, Matraman Jakarta Timur, pada Senin (18/1/2016) sore.
Tak lama setelah polisi pergi, kata Era, terdengar suara tembak-menembak di dekat rumah.
Era dan warga sekitar langsung panik. Mereka berusaha berlindung di balik tembok di rumah masing-masing.
Era mengaku tidak mengenal Riko. Riko memang sering terlihat di daerah tersebut. Dia menumpang di rumah orang.
"Bukan Riko yang tinggal di situ. Cuma dia suka main di situ. Status saya nggak tahu dia siapa," kata Era.
Menurut Era, Riko terkadang terlihat tidur di taman. Kadang-kadang, Era berpikir Riko seperti orang tidak sehat jiwanya.
"Dia di sini sudah lama, sudah dua tahunan," katanya.
Riko merupakan lelaki yang tadi tewas dalam baku tembak dengan anggota polisi. Pistol yang dipakai Riko diduga milik Iptu Prabowo yang dirampas hari Senin lalu.
Operasi penggerebekan di Johar Baru merupakan pengembangan dari kasus penggerebekan terhadap bandar narkoba yang berakhir dengan pengeroyokan terhadap sejumlah anggota polisi di Jalan Slamet Riyadi IV. Saat itu, Bripka Taufik Hidayat dan seorang cepu (informan) meninggal dunia saat berusaha menyelamatkan diri. Iptu Prabowo saat itu luka berat karena dibacok.