Kisah Warga Jerman Selamat dari Ledakan Bom Sarinah

Selasa, 19 Januari 2016 | 14:20 WIB
Kisah Warga Jerman Selamat dari Ledakan Bom Sarinah
Korban Bom Sarinah, sepekan, Frank Feulner (44) menjalani perawatan serius di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat. (suara.com/Erick Tanjung)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hampir sepekan, Frank Feulner (44) menjalani perawatan serius di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat. Warga negara Jerman itu dirawat di ruangan K.114.

Feulner berbaring ditempat tidur dengan dahi kanan diperban menutupi luka, tangan kanan yang dibaluti perban. Dari balik kacamatanya, terlihat mata kirinya memar dan merah.

Warga Jerman ini adalah salah satu korban terkena ledakan bom yang meledak di Starbucks Coffee Jalan MH Thamrin pada Kamis (14/1/2016) pekan lalu. Siang ini, Selasa (19/1/2016) Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa membesuknya.

Menggunakan bahasa Indonesia yang lancar, Feulner menyampaikan kondisi yang ia alami saat ini. Dia mengaku kondisi kesehatannya sudah mulai mendingan dibanding hari sebelumnya.

"Sekarang tidak sakit seperti sebelumnya, tapi masih pegal. Mata kiri saya tidak sakit, tapi telinga kanan ini agak sakit. Suaranya terdengar jauh sekali," kata Fuelner.

 Konsultan sebuah perusahaan swasta ini menceritakan saat dirinya terkena ledakan bom. Ketika itu pukul 10.00 WIB. Dia sedang minum kopi di Starbucks bersama rekannya bernama Johan Kieft asal Belanda yang bekerja untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Waktu itu saya dengan Johan duduk di meja kecil, di samping saya ada orang Austria. Tiba-tiba bom meledak di sisi kanan saya. Ini bom pertama yang meledak," kata dia menceritakan.

Saat bom meledak situasi jaadi chaos, ia pun bergegas menyelamatkan diri menjauh dari starbucks. ‎Ketika itu dia melihat banyak paku kira-kira sepanjang 5 cm dan benda besi mengenai badannya.

‎Kemudian dia bergegas lari ke luar lewat pintu kecil dekat toilet starbuck, lalu ke arah Jalan Wahid Hasyim. Dia berlari dengan kondisi bajunya terbakar.

"Waktu mau berdiri di tempat parkir, saya dengar ada bom lagi. Saya lanjut ke pintu masuk bioskop, waktu itu tidak ada yang mau bantu saya. Semua shock," ujar dia.

‎Tiba-tiba di pinggir Jalan Wahid Hasim ada sebuah mobil berhenti di hadapannya. Dalam mobil itu ada dua penumpang, si pemilik mobil membuka pintu mobilnya dan menyuruh dia dalam bahasa Inggris untuk segera masuk.

"Saya diantar ke rumah sakit ini," kisahnya mengenang kejadian.

Menurut Fuelner, pengemudi mobil itu suami-istri. Mereka tidak takut melihat kondisi dirinya yang penuh luka terkena serpihan bom.

"Kedua orang swasta itu adalah, the real hero. Kalau Jokowi mau kasih penghargaan, merekalah orangnya."‎ kata dia.

Meski dirinya telah berada di dalam mobil, pengemudinya tak tak segera melaju. Rupanya sang pengemudi menunggu korban lain yang dimintanya masuk ke dalam mobil untuk dibantu dibawa ke rumah sakit.

"Kemudian mobil di pacu ke arah Bundaran HI lalu ke RS Abdi Waluyo.‎ Mobil itu penuh darah, harus dihormati mereka yang sukarela melakukan sesuatu seperti ini tanpa pikir. Mereka suami istri, yaitu Shinta dan Kiki," kata Fuelner.

BERITA MENARIK LAINNYA: 

Video Rekaman Bom Thamrin Milik Penjual Rokok Ditawar Rp30 Juta

Di-bully Karena Minta Maaf ke ISIS, Ini Penjelasan Dhani

Polisi Jelaskan Bagaimana Racun Sianida Masuk ke Tubuh Mirna

Dilarang "Selfie" di Tempat Wisata Ini!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI