Polisi Telusuri Aliran Dana Kelompok Teroris Thamrin

Ardi Mandiri Suara.Com
Selasa, 19 Januari 2016 | 09:22 WIB
Polisi Telusuri Aliran Dana Kelompok Teroris Thamrin
Olah TKP Bom Sarinah [suara.com/ Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Mabes Polri mendalami laporan hasil analisis Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) mengenai aliran dana dari luar negeri untuk pembiayaan aksi terorisme di Indonesia. Dari laporan transaksi keuangan mencurigakan itu, Polri menelusuri kelompok teroris yang meledakkan bom dan penembakan di kawasan Jalan MH Thamrin pada Kamis (14/1/2016) lalu. 
 
"Semua itu masih kami dalami. Kami sedang kaji lebih dalam mengenai aliran dana untuk kegiatan kelompok teroris tersebut," kata ‎Irjen Pol Anton Charliyan, Kepala Divisi Humas Mabes Polri di kantornya Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/1/2016).
 
Anton pun tak memungkiri aliran dana yang ditransfer dari luar negeri kepada kelompok teroris di Tanah Air juga digunakan untuk membeli senjata api rakitan di Filipina. Hal itu terlihat dari ditemukannya ada aliran dana dari terduga teroris tanah air mentransfer uang ke seorang pemasok senjata di wilayah Mindanao, Filipina Selatan.
 
"Kemungkinannya begitu. Laporan-laporan (PPATK) itu sedang kami tindaklanjuti," ujar Anton.
 
Sebelumnya Anton menyebutkan, dalam penggerebekan dugaan kelompok teroris di sejumlah tempat ‎paska bom Thamrin Polisi menemukan sembilan pucuk senjata api. Salah satu senjata rakitan dari Filipina.
 
Ketua ‎PPATK Muhammad Yusuf di Istana Kepresidenan, Senin (18/1/2016) mengungkapkan ada temuan sejumlah aliran dana mencurigakan yang masuk ke Tanah Air kepada beberapa orang yang dicurigai terlibat dalam sejumlah aksi terorisme. Dana itu ditransfer oleh WNI yang berada di luar negeri ke rekening bank miliknya di Indonesia. 
 
"Ada aliran dana dari luar negeri di wilayah Selatan. Dia transfer ke rekening dia sendiri di Indonesia, dan pada istrinya juga. Uang itu juga ada yang dikirim ke Yayasan," kata Yusuf.
 
Menurut Yusuf, konteks pemberian dana pada yayasan itu sering tidak jelas peruntukkannya, apakah sedekah atau bantuan. Transfer dana ke Yayasan itu hanya modus saja, sebab dana itu dikirim ke seseorang yang hendak berangkat ke wilayah konflik. 
 
"Setelah masuk yayasan, uang itu kemudian dikirim ke oknum yang berangkat ke daerah konflik," ujar Yusuf.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI