22 Menit Sergap Teroris Sarinah, Kompolnas Puji Polisi

Senin, 18 Januari 2016 | 18:21 WIB
22 Menit Sergap Teroris Sarinah, Kompolnas Puji Polisi
Petugas Labfor Bareskrim Polri melakukan olah TKP ledakan bom di Starbucks Coffe Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Kepolisian Nasional mengapresiasi tindakan cepat polisi dalam mengatasi aksi pelaku teror yang menyerang kawasan pembelanjaan Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) kemarin. Kompolnas menghitung hanya 22 menit polisi hadapi teror Sarinah.

"Kami memperoleh penjelasan dari Kapolda seluruh rangkaian penanganan itu selesai dalam 22 menit. Jadi 22 menit, di mana 12 menit pertama memang pengendalian teroris itu tampaknya bergerak, tapi pada 10 menit terakhir teroris itu sudah dapat dikendalikan," kata Komisioner Kompolnas Muhammad Naseer di Mapolda Metro Jaya, Senin (18/1/2016).

Naseer sendiri tidak mau menyebut polisi kecolongan dalam menangani serangan yang dilakukan terduga teroris.

"Saya kira tidak. Anda lihat dalam 22 menit semua bisa teratasi. Mereka berempat meninggal, sesuatu yang justru perlu kita apresiasi. Tidak ada kecolongan," kata Naseer.

Menurutnya atas kesigapan polisi yang ikut melumpuhkan aksi teroris juga telah mendapatkan pengakuan di seluruh dunia. Dia mengatakan intelejen dari kepolisian juga telah mengetahui jika Jakarta bakal menjadi target serangan kelompok teroris.

"Ini juga memperlihatkan ada kesiapan. Polisi kecepatan bertindak luar biasa seluruh dunia mengakui," kata Naseer.

Sama halnya dengan Naseer, Komisioner Kompolnas Logan Siagian juga mengapresiasi tindakan polisi yang siap menangani aksi teror. Pihaknya berencana mengajukan nama-nama polisi berani melumpuhkan para teroris kepada Presiden Joko Widodo agar diberikan penghargaan khusus.

"Kita dorong dan apresiasi kepada personil polri yang ikut berjasa perlu diberikan penghargaan, kami ajukan ke presiden untuk tindakan-tindakan kepolisian di luar pada tuntutan tugas nya perlu ada penghargaan-penghargaan khusus," kata Logan.

Dia menilai standart operasional prosedur (SOP) yang dilakukan kepolisian sudah sangat tepat dalam menangani aksi teror tersebut. Dia juga menilai jika penanganan yang dilakukan polisi dalam mengendalikan situasi kerap menggunakan indera keenam. Dari para perwira tersebut, lanjut Logan memang sudah sangat terlatih untuk menangani aksi teror.

"Tugas polisi banyak oleh indra keenam, Kombes Martuani itu bukan perintah operasi menanggulangi tugas, indra keenam dan naluri persis dan kawan-kawan termasuk pamen, ini sudah puluhan tahun dan terlatih," kata Logan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI