Suara.com - Bagaimana cara Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri memastikan sisa es kopi Vietnam yang dikonsumsi Wayan Mirna Salihin (27) di kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat, mengandung racun sianida?
Sespuslabfor Mabes Polri Komisaris Besar Hudi Suryanto mengatakan ada banyak metode yang dipakai untuk menjawab pertanyaan tersebut.
"Metode banyak, bukan satu hal itu untuk mendapatkan akurasi penyelidikan. Antara lain, metode Conway Mikro diffusion, Wizards Test, GCMS GC, GCMS MS, Test Semi Kuantitatif Sianida, Test Digital Forensik Paper, Test Arsen, Kadar Keasaman dan Ion Pronatografi," kata Hudi di Mapolda Metro Jaya, Senin (18/1/2016).
Untuk menganalisa sampel es kopi tersebut, kata Hudi, petugas memeriksa lagi enam alat bukti.
Keenam barang bukti tersebut yaitu satu gelas cairan sisa kopi yang diminum Mirna, satu botol yang berisi sisa kopi Mirna, satu botol kopi yang ada di kafe Olivier, hasil autopsi lambung Mirna, empedu, dan hati serta dua alat suntik yang berisi urine korban.
"Hasil yang didapat, ternyata untuk barang bukti yang pertama dan kedua dan lambung korban positif mengandung sianida jenis natrium sianida (nacn) dan kafein," katanya.
Sisa kopi yang masih ada di botol dan belum dibuat di kafe Olivier juga diperiksa petugas. Hasilnya tidak ditemukan sianida. Di sana hanya ada kandungan kafein.
Cairan kopi pembanding yang diambil dari kafe Olivier juga ditelisik, hasilnya tidak ditemukan kandungan sianida. Dengan kata lain, racun tersebut masuk ke dalam es kopi Mirna setelah disajikan pelayan kafe.
"Hati dan empedu korban, serta urine korban itu dinyatakan senyawa kafein," kata Hudi.
Meski demikian, hasil pemeriksaan tersebut belum final. Penyidik masih melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap enam barang barang bukti tersebut untuk menemukan seberapa banyak kadar sianida yang ada di kopi dan lambung Mirna.