Suara.com - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, Mohammad Sanusi, masih mempertanyakan wacana pihak kepolisian yang ingin melegalkan balapan liar di Ibu Kota. Walaupun mengapresiasi wacana tersebut, Sanusi mempertanyakan tempat yang akan dijadikan arena balapan liar di Jakarta.
"Cuma, di mana (balapnya)? Jalan di Jakarta udah macet, sumpek. Kalau mau dibikin sirkuit, silakan, cuma dibikin format hukumnya," kata Sanusi di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (18/1/2016).
Sanusi keberatan apabila nantinya tempat yang akan dijadikan balap liar adalah jalan-jalan di Jakarta. Menurutnya dengan volume kendaraan di Ibu Kota saat ini apabila ada jalan yang ditutup otomatis akan menimbulakan kemacetan yang berkepanjangan.
"Bikin tempat khusus kaya sirkuit. Kalau dibikin tengah malam, bikin orang mati nggak? Kalau jam 12 malam, sekarang jalan mana yang dipake? Apa nggak menimbulkan risiko kematian kalau malam," katanya.
Paling tepat kata Sanusi, pemerintah DKI harus memikirkan wilayah yang akan dijadikan tempat balap liar. Sebab kalau diterapkan dijalan Ibu Kota di kondisi siang hari pasti akan menimbulakan kemacetan, sedangkan kalau dilakukan malam hari harus memikirkan penerangan dan keselamatan para pembalap.
"Kalau mau difasilitasi ada sirkuit, harus dipikirkan. Menurut saya paling mudah ya silahkan balapan di sirkuit, Jakarta bikin sirkuit dong. Bikin sirkuit saja. Mau siang mau malam tapi nggak gannggu orang," jelas Sanusi.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan dan Transpotasi DKI Jakarta, Andri Yansyah sampai saat ini mengaku belum melakukan komunikasi dengan Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya atas wacana tersebut.
"Jalan mana saja sih yang mau dipake balap liar nih? Kan saya belum tahu. Kan pertimbangannya daripada balapan liar, mending kita kasih tempat aja. Saya juga belum tahu itu ruas jalan mana saja yang akan dipakai," kata Andri di Balai Kota DKI Jakarta siang ini.