Suara.com - Pengamat Terorisme dari The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya mengatakan, Bahrun Naim adalah otak di balik penembakan dan teror bom di kawasan Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) lalu. Menurutnya, Bahrun yang dia kenal adalah sosok cerdas dan pendiam.
"Dia ini pendiam, tapi smart. Saya akui dia smart, dia ini orang yang belajar dengan baik. Dia adalah tipe pembelajar," kata Harits ditemui di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/1/2016).
Harits mengenal Bahrun pada 2010 di Solo, Jawa Tengah. Saat itu, dia yang membantu mengadvokasi Bahrun saat dipenjarakan di Solo.
BACA JUGA:
Sempat Dipeluk Pembom Bunuh Diri Thamrin, Orang Ini Nyaris Tewas
"Saya kenal dia, kebetulan waktu itu, pada saat dia masuk penjara di Solo, saya yang mengadvokasi," kata Harits.
Selain cerdas dan pendiam, pria berperawakan kecil tersebut sangat romantis. Bahkan, dia memiliki dua istri. Namun, dibalik pembawaannya tersebut, Bahrun memang sudah lama bercita-cita mati suci atau syahid.
"Sangat romantis orangnya, pendiam tapi romantis, buktinya istrinya ada dua. Memang sejak awal dia sudah ingin mati syahid," cerita Harits.
Karena itu, Harits yang terakhir kali berkomunikasi pada Tahun 2014 tersebut merasa tidak kaget ketika Bahrun bergabung dengan ISIS dan melakukan aksi teror. Dan saat ini, Bahrun sedang berkompetisi di Suryah untuk menjadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara.
"Saya tidak kaget, biasa saja, karena memang itu rencananya sudah dari awal," katanya.
Menurut Harits, jika dikatakan aksi peledakan bom di Sarinah itu salah satu cara Bahrun membuktikan diri sebagai orang yang pantas memimpin ISIS di kawasan Asia Tenggara itu merupakan hal yang wajar.
"Bahkan kemudian, kalau ini dibilang soal perebutan leader, kalau menurut saya itu natural. Bahrun Naim yang kemudian bisa memberikan persfektif bagaimana memberikan perlawanan," ungkapnya.
Sehingga lanjut Harits, sosok Bahrun Naim itu lah yang akhirnya menjadi pelatih pembuat bom serta memeberikan pengetahuan tentang sistem komando terputus.
"Kemudian dia juga mengajarkan bagaimana pembuatan bom. Bahkan kemudian dia jadi mengingatkan bagaimana pentingnya sistem sel komando putus," tutup Harits.
BERITA MENARIK LAINNYA:
Kominfo Blokir Sejumlah Akun dan Laman Radikal
Video Game Rasis di Australia Ditarik dari Peredaran