Suara.com - Laboratorium Forensik (Labfor) Kepolisian Republik Indonesia sudah melakukan analisis terhadap bom yang digunakan para pelaku peledakan di Kawasan Sarinah, Jalan MH Tahmrin, Kamis(14/1/2016) lalu. Hasil laporan labfor diketahui jika daya ledak bom tersebut lemah sehingga dikategorikan low explosive.
"Isian yang ada di dalam bahan peledak tersebut bisa dikategori bom rakitan, dan dapat dikategorikan low explosive," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Gedung Divisi Humas Mabes Polri Jalan Turnojoyo, Jakarta, Sabtu(16/1/2016).
Kendati demikian, kata Badrodin, zat yang terkandung dalam bahan peledak tersebut sangat berbahaya. Di situ terdapat juga benda tajam seperti paku dan besi untuk melukai orang saat terjadi ledakan.
"Hasil labfor terhadap olah TKP dan bahan peledak yang belum sempat diledakan didapatkan kandungan potasium, nitrat sulfur, alumunium dan bahan-bahan yang dapat melukai, seperti potongan paku, besi, skrup, dan baut," lanjut Badrodin.
Selain itu, untuk mendukung hasil labfor tersebut, saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan memeriksa beberapa saksi. Hingga saat ini, kata Badrodin, ada 32 saksi yang sudah diperiksa.
"Kita juga terus melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, baik itu saksi yang diinterogasi maupun saksi yang terkait," tutup Badrodin.