"Kalau Kecolongan Mengapa Bisa Diatasi dalam Waktu Singkat?"

Sabtu, 16 Januari 2016 | 16:07 WIB
"Kalau Kecolongan Mengapa Bisa Diatasi dalam Waktu Singkat?"
Olah TKP Bom Sarinah
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Pusat Kajian Puskamnas Universitas Bhayangkara Jaya Jakarta Hermawan Sulistyo membantah anggapan Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri kecolongan terkait peristiwa penembakan dan teror bom di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) lalu. Hermawan pun menepis anggapan jika kejadian yang merenggut tujuh nyawa ini merupakan rekayasa.

"Kalau dikatakan kecolongan, mengapa bisa diatasi dalam waktu singkat," kata Hermawan di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/1/2016)

"Kalau dibilang rekayasa mengapa sampai ada aparat yang kakinya putus. Tidak benar kalau yang seperti ini disebut rekayasa," lanjutnya.

Bukti lain BIN dan Polri tak kecolongan, kata Hermawan, adanya sejumlah bom aktif yang berhasil diamankan. Padahal, bom tersebut memiliki daya ledak besar yang bisa menghancurkan apa saja yang ada di lokasi.

"Kan masih ada banyak bom yang belum meledak, itu karena cepat di atasi. kalau tidak itu akan memakan korban lebih banyak lagi," kata Herman.

Pernyataan senada juga disampaikan AKBP Untung Sangaji yang terlibat langsung dalam penanganan bom Sarinah. Dia membenarkan ada sejumlah bom berdaya ledak mencapai dua kilometer yang gagal diledakan pelaku.

"Coba bayangkan saja, daya ledak granat yang kecil saja sudah menerbangkan paku-paku hingga lantai dua Starbucks, apalagi kalau bom yang daya ledak mencapai dua kilometer. Bisa jadi ratusan orang itu yang bisa mati. Jadi tidak ada yang kecolongan," kata Untung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI