Salah Satu Terduga Bom Sarinah Jago Merakit Mesin

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 15 Januari 2016 | 17:31 WIB
Salah Satu Terduga Bom Sarinah Jago Merakit Mesin
Polisi melakukan olah TKP ledakan bom Sarinah. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu terduga pelaku bom di kawasan Sarinah, berinisial DJK, dikenal senang merakit mesin. Diduga ia juga mahir dalam merakit bom.

"Dia memang cukup paham masalah rakit soal mesin. Saya sempat mendengar dari anak-anak bahwa dia ada membuat panah untuk memanah dupan (anjing)," kata Rahimah, istri ketua RT 09 RW 03 Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Sampit, Jumat (15/1/2016).

DJK diketahui sempat bekerja sekitar dua tahun sebagai mekanik perusahaan peternakan ayam PT Charoen Pokphand Jaya Farm di Jalan Jenderal Sudirman km 18 Sampit. Lokasi perusahaan ini sesuai dengan alamat identitas yang ditemukan polisi di tubuh DJK setelah ledakan bom yang juga menewaskan DJK.

Keahlian bujangan ini dalam hal mesin terlihat dari kesehariannya. Selain tugasnya sebagai mekanik, remaja asal Tegal itu juga suka merakit mesin yang memang menjadi bidang keahliannya.

"Kalau ke masjid atau warung di sini, dia biasanya naik sepeda pancal yang dipasangi mesin ces (mesin untuk sampan) yang digantungi jeriken berisi bensin dua liter. Kami juga pernah meminta jasanya memperbaiki truk dan dia datang ke sini memperbaikinya dengan membawa peralatannya sendiri," sambung Rahimah.

Di kamar paling ujung mess karyawan PT Charoen Pokphand Jaya Farm yang pernah ditempati DJK, terlihat sebuah rangka motor tua teronggok di pelataran. Motor antik itu dulunya digunakan DJK saat masih bekerja di perusahaan itu.

"Motor itulah yang dulu sering digunakannya ke mana-mana. Tapi sekarang rusak dan dibiarkan begitu saja," kata Sunariah, tetangga DJK di mess karyawan.

Manajer Unit PT Charoen Pokphand Jaya Farm, Kristiyono mengatakan, DJK bertugas sebagai mekanik. Selama bekerja di perusahaan tersebut, kinerjanya cukup bagus dan tidak ada catatan pelanggaran.

"Sebagai seorang mekanik, dia menguasai masalah kelistrikan. Dia sering 'stand by' (siaga) menjaga genset. Tapi apakah dia punya keahlian soal merakit-rakit yang lain, kami tidak tahu," tegas Kristiyono.

Kristiyono dan karyawannya kaget mendengar kabar DJK diduga terlibat aksi teroris. Namun dia menegaskan, pihak perusahaan tidak mengetahui lagi keberadaan dan kabar DJK setelah dia berhenti dari perusahaan pada September 2015 dengan alasan ingin mencari pekerjaan yang lebih baik. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI