Suara.com - Kepolisian Republik Indonesia menengarai perencana serangan bom di Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) kemarin, bernama Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo atau Bahrun Naim.
Bahrun Naim merupakan terpidana teroris yang kini berada di Suriah bergabung bersama kelompok ISIS. Bahrun ditengarai memerintahkan langsung dari Suriah kepada jaringannya untuk menyerang titik pusat Ibu Kota Negara Indonesia.
"Dari deteksi yang kami lakukan betul ada perintah dari sana (Bahrun Naim di Suriah)," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (15/1/2016).
Bahrun Naim disinyalir juga mendanai penyerangan yang dilakukan terhadap lima orang itu.
Bahrun disinyalir mentransfer duit kepada kelompoknya. Aliran dana dari Bahrun Naim sebelumnya terdeteksi Pusat Analisa Transaksi Keuangan dan datanya dilaporkan kepada Polri.
"Iya ada dana dari sana," ujarnya.
Badrodin mengungkapkan Bahrun Naim pada tahun 2010 pernah merencanakan teror ketika Presiden Amerika Serikat Barrack Obama berkunjung ke Indonesia. Namun, rencana tersebut berhasil digagalkan tim Densus 88 Antiteror, dia ditangkap dan dihukum penjara 2,5 tahun.
"Bahrun Naim itu pernah ditangkap saat Obama ingin datang ke Jakarta," katanya.
Bahrun Naim merupakan seorang ahli komputer. Pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 6 September 1983, lulusan program D3 Ilmu Komputer di Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret.
Bahrun ditangkap Densus 88 Antiteror di jalan saat pulang dari kantor pos untuk mengambil kiriman pada tahun 2010. Saat itu, Densus 88 menyita peluru dari dia.
Dalam persidangan, Bahrum divonis 2,5 tahun penjara atas pelanggaran Undang-Undang Darurat.
Setelah bebas, Bahrun pergi ke Suriah. Di sana, Bahrun aktif menulis di blog dan berinteraksi melalui media sosial.