Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan seluruh biaya perawatan korban bom bunuh diri di Starbucks dan pos polisi Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) siang, ditangung pemerintah.
"Tentu saja pemerintah hadir, pemerintah akan bertanggungjawab kepada korban yang dirawat di sini, baik yang dioperasi maupun yang dalam proses perawatan, sampai sembuh hingga pulang ke rumahnya masing-masing," ujar Puan saat menjenguk sembilan korban bom yang dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Puan berharap kepada rumah sakit untuk bekerja sebaik-baiknya menangani para korban.
"Jadi ke depan memang kami berharap bahwa rumah sakit bisa bertanggungjawab dengan semua korban yang ada di sini," katanya.
Setelah mengunjungi korban di RSPAD, Puan akan melanjutkan mengunjungi enam korban yang dirawat di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng.
"Setelah ini, kita akan pergi membesuk ke RS Abdi Waluyo, karena ada enam juga korban disana. Dan di RSCM juga ada, sedang dioperasi, jadi memang kita hanya bisa menjenguk pasien- pasien atau korban yang tidak terlalu parah atau masih dalam perawatan dan observasi," katanya.
Menurut pengamatan Suara.com, Puan Maharani datang ke RSPAD bersama Menteri Kesehatan Nila Moeloek serta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal mengatakan jumlah korban yang berhasil dihimpun polisi mencapai 31 orang.
Data korban ini terdiri dari korban luka sebanyak 24 orang dan meninggal dunia sebanyak tujuh orang.
Dari 24 korban luka terdiri dari lima anggota Polri dan warga sipil yang empat di antaranya warga Belanda, Austria, Jerman, dan Aljazair.
Dari tujuh yang meninggal dunia, lima di antaranya pelaku. (Eva Aulia Rahmawati)