Kisah Mencekam Ibu dan Anak di Tengah Dentuman Bom Thamrin

Kamis, 14 Januari 2016 | 18:33 WIB
Kisah Mencekam Ibu dan Anak di Tengah Dentuman Bom Thamrin
Ledakan dan penembakan di sekitar kawasan Sarinah, Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ibu rumah tangga bernama Tina sama sekali tak menyangka akan merasakan langsung peristiwa teror bom. Teror yang menyasar Starbucks yang merupakan simbol bisnis Amerika Serikat dan pos polisi Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, terjadi siang tadi.

Saat terjadi ledakan peledakan granat di lobi Starbucks sekitar jam 10.45 WIB, Tina bersama anak perempuannya yang masih berusia empat tahun, sedang makan di McDonald, Sarinah. Lokasi Starbucks dan McD berdekatan.

Saat tengah menyuapi anak, tiba-tiba terdengar ledakan sangat keras.

"Saya itu lagi duduk sama anak saya. Anak saya itu sambil lari-larian saya suapin kentang dan ayam. Tiba-tiba saya dengan ada ledakan di dekat Starbuck sana, terus ada kepulan asap terus terdengar pecahan kaca juga," kata Tina kepada Suara.com.

Setelah mendengar suara ledakan tersebut, Tina langsung menggendong anaknya dan bersembunyi di kolong meja.

Ketika itu, ia sangat bingung harus lari kemana.

"Pas dengar itu, semua orang langsung teriak astaghfirulloh... langsung panik semua, semua langsung sembunyi di kolong meja. Karena kita semua bingung harus kemana. Anak saya mukanya pucat dan terus menangis karena bingung dan ketakutan," katanya.

Tak berapa lama saat sedang bersembunyi di bawah meja, terdengar lagi suara ledakan. Tapi, suara yang kedua tidak begitu keras.

Setelah ledakan kedua tersebut, semua pengunjung langsung berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri melalui pintu samping ke arah Sabang.

"Terus pas kita lagi keluar, ada suara ledakan lagi, kalau nggak salah di dekat pos polisi. Saat itu saya langsung menggendong anak saya berlarian keluar untuk menyelamatkan diri. Terus saya nggak lama juga dengar suara tembak-tembakan di sana, saya bersembunyi saja di warung di dekat Sabang," katanya.

Tina trauma. Tina mengaku tidak akan keluar rumah dulu untuk sementara ini.

"Mungkin saya nggak mau keluar dulu lah dalam satu atau dua bulan. Saya takut mbak, saya nggak mau ke mall dulu. Soalnya pas kejadian ini saya sama anak saya soalnya. Mau dibilang aman juga saya nggak mau," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI