Suara.com - Salah satu pelanggan Starbucks, Winarto, mengungkapkan kondisi di kedai kopi tersebut sempat kacau saat terjadi ledakan di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
"Saat itu kondisinya chaos, orang-orang berlarian," kata Winarto saat dihubungi kantor berita Antara, Kamis (14/1/2016)
Winarto mengungkapkan, ia hendak memesan kopi saat ledakan pertama terjadi. Lantas, petugas keamanan langsung memerintahkan orang-orang yang berada di dalam Starbucks untuk keluar dan menjauh dari kedai itu.
"Saya baru mau pesan kopi tetapi tidak jadi karena ada ledakan. Saya langsung pergi karena memang diperintahkan oleh petugas keamanan," tuturnya.
Karyawan dari Perusahaan Dell itu mengaku tidak menyangka bahwa ledakan yang kemudian disusul ledakan-ledakan lain itu ternyata merupakan peristiwa besar.
"Saat disuruh pergi itu awalnya saya sempat berpikir terlalu berlebihan. Karena saya pikir tidak mungkin di ring satu ada ledakan, saya kiranya hanya ledakan elpiji saja," jelasnya.
Winarto baru mengetahui kejadian yang sebenarnya saat tiba di Kuningan, Jakarta Selatan.
"Setelah ledakan itu saya langsung pergi ke Kuningan karena ada urusan penting. Di situ saya baru tahu ternyata ledakannya sampai seperti itu. Saya benar-benar tidak menyangka," katanya.
"Tetapi saya salut dengan petugas keamanan yang saat itu langsung bertindak, penanganannya bagus. Kalau tidak mungkin korbannya bisa banyak ya," tambah Winarto.
Dalam teror di kawasan Thamrin, Kamis, terjadi tujuh ledakan, dimana ledakan terakhir meletup sekitar 12.36 WIB atau satu setengah jam setelah ledakan keenam.