Suara.com - Garda Revolusi Iran, pada Rabu (13/1/2016), mengatakan bahwa Pemerintah Iran mendesak Amerika Serikat (AS) untuk meminta maaf pascainsiden penangkapan dua kapal patroli AS di perairan Iran, Selasa (12/1/2016). Dua kapal patroli AS dan 10 pelaut di atasnya ditangkap karena dianggap melanggar batas wilayah perairan Iran.
Komandan Angkatan Laut Garda Nasional Iran, Laksamana Muda Ali Fadavi, mengatakan bahwa Iran sudah berkomunikasi dengan AS terkait masalah ini.
"Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif sudah menghubungi Menteri Luar Negeri AS Kerry (John Kerry,red)," kata Fadavi dalam sebuah wawancara yang disiarkan televisi nasional Iran.
"(Menlu) Zarif mengambil sikap tegas lantaran para pelaut (AS) telah melanggar wilayah perairan Iran dan meminta AS untuk meminta maaf," tambah Favadi seperti dikutip Reuters.
Sebelumnya diberitakan, Garda Revolusi Iran dalam satu pernyataannya Rabu (13/1/2016) pagi membenarkan bahwa mereka telah menangkap dua kapal ukuran kecil berbendera Amerika Serikat. Kapal yang mengangkut 10 orang pelaut itu ditangkap di "wilayah Iran" dekat Pulau Farsi di Teluk.
"Pada pukul 16.30 waktu setempat (pukul 20.00 WIB) pada Selasa, dua kapal tempur Amerika yang membawa 10 personel marinir bersenjata yang telah memasuki wilayah Iran ditangkap oleh satuan-satuan tempur pasukan Pengawal AL dan bergerak ke Pulau Farsi," demikian pernyataan resmi itu.
"Para penumpang kapal tersebut, termasuk sembilan laki-laki dan seorang wanita, (diperlakukan) oleh pasukan Pengawal sesuai dengan tradisi Islam, dan mereka dalam keadaan sehat serta ditahan di sebuah lokasi yang layak," tambahnya.
Dua kapal induk pesawat --the USS Harry S. Truman dan French Charles de Gaulle-- berada di perairan internasional dekat Pulau Farsi ketika kapal-kapal AS ditangkap.
Dua Kapalnya Langgar Perairan Iran, AS Dituntut Minta Maaf
Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 13 Januari 2016 | 14:43 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Liga Arab Bersatu Tolak Agresi Israel, Perang Regional di Depan Mata?
27 November 2024 | 04:10 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI