Suara.com - Organisasi Gerakan Fajar Nusantara atau dikenal sebagai Gafatar menjadi sorotan publik setelah pengikutnya, dokter Rica Trihandayani, menghilang bersama anak balitanya. Sekarang, Rica dan anaknya sudah ditemukan lagi.
Ormas yang berdiri tahun 2011 ini dipimpin oleh Ketua Umum Gafatar Mahful M. Tumanurung. Anggotanya tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Dalam website resmi Gafatar disebutkan bahwa mereka juga bagian dari elemen rakyat bangsa ini. Sebagai bagian dari elemen bangsa, Gafatar juga memiliki kewajiban yang sama untuk ikut membangun negara.
Gafatar sangat mendukung program Revolusi Mental sebagaimana yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
“Sejak awal berdirinya pada tahun 2011, Gafatar telah mengajak bangsa ini untuk melakukan gerakan Revolusi Mental spiritual yang dibentuk oleh ruh suci (ruhul qudus atau firman) dari Tuhan Yang Maha Suci lagi menghidupkan, sehingga akan “melahirkan” manusia-manusia baru atau contoh dengan karakter atau akhlak atau kepribadian yang baru pula sesuai dengan karakter Sang Penciptanya,” kata Mahful dikutip Suara.com dari situs resmi Gafatar.
Pernyataan Mahful disampaikan ketika pidato pembukaan Rapat Kerja Nasional III Gafatar di Jakarta, Kamis (26/2/2015).
Dalam pidato, Mahful memaparkan seumpama pohon yang baik, Gafatar ingin menjadi komunitas pohon-pohon yang unggul di bangsa ini, yakni kumpulan manusia yang berkarakter Tuhan YME, generasi bangsa yang siap bekerja tanpa pamrih, sanggup berkorban harta dan diri dalam menghidupkan dan membangun jiwa dan raga bangsa menuju Indonesia Raya, Nusantara Jaya.
“Hal ini kami lakukan semata sebagai wujud pengabdian tunggal kepada Tuhan YME. Hanya dengan mental spiritual dan daya fikir yang kuat serta fisik yang prima, kita akan mampu bangkit untuk mewujudkan dan menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang diberkati, bangsa Nusantara yang damai sejahtera dan menjadi mercusuar dunia, Matahari Dunia,” katanya.
Sejak muncul kasus dokter Rica, lantas ketika muncul warga menghilang dikait-kaitkan dengan Gafatar. Mereka menghilang diduga karena bergabung dengan organisasi tersebut.
Saat ini, Majelis Ulama Indonesia tengah mengkaji keberadaan Gafatar. Polri juga tengah memetakan dimana saja ormas ini berada serta menghitung jumlah anggota mereka.
Terkait dengan berbagai tudingan miring akhir-akhir ini, pihak Gafatar belum mengeluarkan sikap.