Orang Galau Jadi Sasaran Empuk Organisasi Seperti Gafatar

Selasa, 12 Januari 2016 | 15:09 WIB
Orang Galau Jadi Sasaran Empuk Organisasi Seperti Gafatar
Tim reaksi cepat Gafatar [gafatar.org]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Komisi VIII DPR mengingatkan, organisasi masyarakat seperti Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) akan terus hidup bila tidak dicegah. Gafatar sendiri sudah dicap sebagai aliran sesat.
 
Anggota Komisi VIII dari Fraksi PKB Maman Imanulhaq mengatakan, Ormas ‎seperti ini akan terus muncul menyerang orang-orang yang sedang bermasalah.
 
"Ada yang sedang bermasalah, galau, gelisah, secara personal, yang mencari solusi diri. Ini yang jadi sasaran empuk organisasi seperti Gafatar," kata Maman dihubungi, Jakarta, Selasa (12/1/2016).
 
Kemudian, Maman menilai, organisasi seperti ini muncul ketika pemahaman keagamaan, kebangsaan, dan kenegaraan tidak dipahami secara komprehensif.
 
"Sehingga selalu ada kelompok orang yang secara ilusif mencoba membangun sistem da‎lam sistem. Ini jadi tugas negara dan ormas keagamaan memberi pemahaman kepada warga negara melalui civic education dan agama yang bernilai nasionalisme," paparnya.
 
Maman juga menilai, banyaknya patologi sosial di tengah masyarakat berupa ketimpangan sosial, ketidakadilan hukum, serta hancurnya moralitas, oleh penyelenggara pe‎merintahan memunculkan kekecewaan dan keinginan untuk merebutnya, membuat organisasi Gafatar ini menjamur.
 
"Atau, ada upaya kontra intelejen dari pemerintah untuk tujuan yang warning kepada kelompok seperti Gafatar agar tidak berkembang, atau hanya untuk sekedar menjadi pengalihan isu belaka," kata dia.
 
Anggota Komisi VIII dari Fraksi Gerindra Sodik Mujahid ‎mengatakan, sesat atau tidak organisasi ini perlu ditinjau lebih jauh. Untuk urusan syariah, Sodik mengatakan, hal itu menjadi ranah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sedangkan soal hukum, hal itu menjadi ranah pemerintah.
 
"Yang penting bagi kita semua adalah bagaimana ajaran tersebut tidak menimbulkan kekacauan dan gangguan umum yang menganggu kenyamanan. Serta, kepada keluarga diminta untuk lebih waspada memberikan penguatan dan pengawasan kepada seluruh anggota keluarganya agar tidak terjebak dengan aliran seperti itu," tutur Sodik.
 
Di website Gafatar, organisasi ini dijelaskan berdiri saat dideklarasikan di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada tahun 2012. Awalnya, organisasi berlambang sinar matahari berwarna oranye ini terdiri dari 14 DPD. Tidak ada update soal jumlah kepengurusan, namun di website lain disebutkan jumlah kepengurusan berkembang hingga 34 DPD.

Dasar pendirian organisasi adalah belum merdekanya Indonesia. Menurut mereka, Indonesia masih dijajah neokolonialis. Di sisi lain, para pejabat serakah dan kerap bertindak amoral.
 
Hilangnya Dr Rica beberapa waktu lalu diduga terkait dengan aktivitas Gavatar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI