Suara.com - Satu dari enam sampel cairan yang diuji Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri yang disampaikan polisi beberapa waktu yang lalu diduga mengandung sianida. Polisi masih mendalami apakah zat mematikan itu yang membuat Wayan Mirna Salihin (27) meninggal dunia usai minum es kopi di kafe dan resto Olivier, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2016) itu.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan menjelaskan zat sianida merupakan obat yang biasa dipakai petani untuk membasmi hama tikus di sawah.
Obat yang mengandung sianida, katanya, mudah didapatkan apotek.
"Sianida ini kan racun tikus, racun hama, ada di apotek, memang harus berdasarkan surat dokter, tapi dikita kan mudah didapatkan kaya petani mau ngusir hama. Baygon aja kan bisa (didapat)," kata Anton di Mabes Polri Jakarta, Selasa (12/1/2016).
Tapi, Anton belum bisa memastikan apakah Mirna meninggal lantaran minum sianida yang telah dimasukkan ke dalam es kopi Vietnam atau bukan.
Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri, katanya, masih mendalaminya.
"Ya makanya kita masih selidiki, jenisnya apa, kalau sianida ya mudah didapat. Sianida, kan racun tikus, mudah didapat di apotek. Untuk mematikan hama kan juga bisa kalau sianida, tapi ini kan masih kita selidiki lebih jauh sebetulnya jenis apa sih," kata Anton.
Tim Puslabfor Polri telah mengambil beberapa sampel cairan, di antaranya sisa es kopi Vietnam, air liur, dan sisa muntahan Mirna.
"Sampel di kopi itu kan, kopinya, airnya, sedotannya, dari ludahnya, muntahannya dari berbagai macem, itu kan sampel. Ya total banyaknya saya kira tidak perlu tahu dari beberapa sampel yang kita ambil," kata Anton.
Untuk mengungkap kasus tersebut, polisi telah memeriksa 10 orang, di antaranya Jessica dan Hani, teman Mirna saat berada di kafe Olivier.