Suara.com - Kepolisian Daerah Jakarta telah menyelesaikan pra rekonstruksi dan olah tempat kejadian perkara, Senin (11/1/2016) kemarin. Sedikitnya tujuh sampel dibawa tim Puslabfor Polri dari Restoran Olivier di Grand Indonesia, untuk ditelaah guna mencari bukti terkait kematian Wayan Mirna Salihin (27) yang diduga meninggal secara tidak wajar.
Sejumlah informasi baru tergambar saat berlangsung pra rekonstruksi yang menghadirkan seluruh saksi kunci, termasuk staf restoran tersebut. Temuan ini terus dikumpulkan kepolisian untuk mengungkap misteri dibalik kematian Mirna, usai minum es kopi Vietnam pada Rabu sore (7/1/2016).
“Kami belum bisa memberikan penjelasan detil, namun semua temuan saling terkait,” kata penyidik Inspektur Polisi Satu Helmi Yadhi.
Pra rekonstruksi berlangsung di meja 54, dengan kursi sofa setengah lingkaran yang berada di sebelah kiri pintu masuk baris ketiga. Posisi tempat duduk persis berhimpitan dengan tembok, dengan sejumlah tanaman pot yang berada di belakangnya.
Saat rekonstruksi, dua saksi kunci Jessica dan Hani hadir. Jessica mengenakan baju berwarna putih, dan Hani mengenakan baju warna pink. Sementara Mirna diperankan oleh salah seorang staf restoran. Posisi duduk, paling kiri Hani, Mirna berada di tengah dan Jessica di sampingnya.
Saksi Jessica datang di restoran Olivier yang terletak persis di lantai dasar, samping pintu masuk utama Grand Indonesia, sekitar pukul 14.00 WIB. Namun hanya memesan satu tempat kemudian keluar lagi.
Jessica datang lagi di Kafe sore sekitar pukul 16.14 WIB dan langsung memesan tiga minuman. Satu es kopi Vietnam, dan dua gelas cocktail. Setelah ketiga minuman tersedia di atas meja, Jessica langsung membayar lunas, dengan meminta bill ke staf restoran. Kemudian, sambil menunggu Mirna, segelas coctail tandas. Bahkan karena lebih dari satu jam menunggu, segelas cocktail lainnya nyaris habis. Baru sekitar pukul 17.10 WIB, Mirna dan Hani tiba, langsung duduk semeja dengan Jessica.
Mirna awalnya tiba di Grand Indonesia bersama dengan suaminya, Arief Soemarko. Dengan alasan akan bertemu dengan temannya, mereka berpisah dan akan berjanji bertemu lagi.
Mirna dan Hani bergabung dengan Jessica di meja 54, dengan posisi di atas meja segelas es kopi Vietnam masih utuh, dan cocktail tersisa sedikit di gelas lainnya. Di restoran tersebut, harga segelas es kopi Vietnam Rp38 ribu dan cocktail Rp130 ribu.
Duduk beberapa saat kemudian mereka berbincang-bincang. Sampai kemudian, Mirna akan minum kopi dengan mengangkat gelas yang ada sedotannya. Hanya sedikit menyeruput, Mirna tampaknya merasakan sesuatu.
“Oh my god. It’s awful, It’s so bad,” kata Mirna kepada Hani. Ia kemudian memento Hani untuk mencium es kopi tersebut.
Tak lama kemudian Mirna merasa mual. Saat itulah, awal petaka mulai kejadian. Hanya berselang beberapa saat, Mirna kejang-kejang. dari mulutnya mengeluarkan busa. Hani dan Jessica berusaha membangunkan Mirna. Hani berusaha mengontak suami Mirna yang berada di sekitar GI.
Dengan dibantu staf restoran, Mirna dibawa ke klinik Damiyanti yang terletak di LG Grand Indonesia. Salah seorang staf restoran berusaha membangunkan Mirna, namun hanya terdengar dengus nafas.
Dokter jaga kemudian menyarankan dibawa ke rumah sakit dan akhirnya di bawa ke RS Abdi Waluyo Menteng. Namun, nyawanya tidak tertolong dan menghembuskan nafas terakhir.
Minggu lalu, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengungkap ada ketidakwajaran dalam kasus kematian Mirna. Polisi telah mengantongi hasil outopsi dan menemukan kandungan sianida di es kopi Vietnam yang diminum Mirna.
Hanya saat diminta penjelasan, Krishna Murti belum bisa merinci. "Belum ada keterangan resmi hasil labfor Polri. Kita tunggu saja, kita sedang mengembangkan penyidikan," kata dia.
Ia menambahkan, pihaknya masih menyelidiki lebih lanjut terkait kematian Mirna yang dinilai tidak wajar. Polisi juga terus memeriksa saksi-saksi untuk mengungkap tabir cerita yang sesungguhnya. "Mudah-mudahan segera terungkap. Saat ini tengah dilakukan penyelidikan intensif, prarekonstruksi juga dilakukan hari ini, kita tunggu saja," kata Krishna senin kemarin.
Sementara, jenazah lulusan Swinburne University of Technology dan bekerja sebagai Creative/Art Director di Misca Design itu telah dikubur di Tempat Pemakaman Umum Gunung Gadung, Kelurahan Genteng, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/1/2016).