Suara.com - Sambil terisak, Alfian Helmy Hasjim menceritakan detik-detik terakhir sebelum putri kesayangannya, Allya Siska Nadya, menghembuskan napas terakhir dalam usia yang terbilang muda.
Lidahnya terasa kaku saat kata demi kata keluar dari bibirnya. Ia tak pernah menyangka akan ditinggal secepat ini oleh si bungsu, Siska.
"Kenapa saya begitu sedih, karena dia putri bungsu kami. Dia memberikan semangat dan warna dalam kehidupan kami," ujarnya terbata-bata.
Tak lama tangisnya pun pecah mengingat kenangan bersama si bungsu. Belum lagi kepergian sang putri terjadi sepuluh hari sebelum keberangkatannya untuk melanjutkan studi S2-nya ke Perancis.
"Sebenarnya dalam waktu dekat, tepatnya 18 Agustus atau 10 hari sebelum dia pergi, dia akan kembali bersekolah menatap masa depannya. Tapi semua sirna karena dia telah tiada," katanya.
Ia pun mencoba mengingat momen terakhir sebelum Siska kembali ke pangkuan Ilahi. Di sini, Alfian benar-benar tak bisa menyembunyikan ekspresi kesedihannya.
Sambil menyeka bulir air mata yang sesekali jatuh, Alfian menggambarkan betapa hebatnya rasa sakit yang diderita putrinya.
"Saya melihat sendiri bagaimana dia merasakan sakit yang luar biasa pada leher, lengan hingga pinggangnya. Dia sampai berteriak, sakiit..sakit..sakit," ujarnya.
Dalam kondisi meronta-ronta, Alfian ingat bahwa Siska mencoba memegang erat tangannya dan sang istri untuk menggambarkan sakit luar biasa yang dirasakannya.
"Kondisinya terus memburuk sampai pukul 05.45. Saya sudah melihat juga di monitor bahwa detak jantungnya sudah datar. Tapi dokter memohon izin untuk melakukan pompa jantung selama 30 menit," tuturnya.
Takdir pun berkata lain, putri kesayangannya menyerah dengan rasa sakit yang dirasakannya itu. Dengan berat hati, Alfian dan keluarganya merelakan kepergian perempuan berusia 33 tahun usai menjalani terapi chiropractic yang dilakukan dokter asing bernama Randall Caferty di klinik Chiropractic First, Pondok Indah Mall I, Jakarta Selatan.